Kredit Perbankan Bali Tembus Rp111,7 Triliun, Investasi Jadi Primadona
Perbankan di Bali membukukan penyaluran kredit Rp111,7 triliun hingga November 2024, didominasi sektor investasi dan UMKM, dengan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan optimisme ekonomi.
Kinerja Perbankan Bali: Kredit Tembus Rp111,7 Triliun
Perbankan di Bali menorehkan prestasi gemilang dengan penyaluran kredit mencapai Rp111,7 triliun hingga November 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 6,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sekitar Rp104 triliun. Pertumbuhan ini didorong kuat oleh sektor investasi yang mencapai Rp35 triliun.
Investasi Jadi Mesin Penggerak Pertumbuhan Kredit
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit investasi sebesar Rp35 triliun ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian Bali yang semakin membaik. Kucuran kredit investasi bahkan meningkat Rp5,54 triliun atau 18,79 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
UMKM dan Sektor Unggulan lainnya
Dari sisi debitur, sebanyak 52,93 persen kredit disalurkan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sementara itu, berdasarkan sektornya, sektor bukan lapangan usaha memimpin dengan 34 persen, disusul sektor perdagangan besar dan eceran dengan sekitar 29 persen.
Dana Pihak Ketiga (DPK) Mengalami Peningkatan Signifikan
Tidak hanya kredit, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan di Bali juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hingga November 2024, DPK mencapai Rp189,98 triliun, meningkat 13,30 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama didorong oleh pertumbuhan tabungan sebesar Rp12,1 triliun.
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) dan Likuiditas Perbankan
Dengan DPK sebesar Rp189,98 triliun dan penyaluran kredit Rp111,7 triliun, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) per November 2024 tercatat 58,83 persen. Meskipun masih di bawah angka ideal 78-92 persen, hal ini menunjukkan bahwa perbankan di Bali masih memiliki ruang untuk menyalurkan kredit lebih banyak lagi.
Kondisi likuiditas perbankan di Bali juga terpantau sehat. Rasio cash ratio (CR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di atas ambang batas, masing-masing sebesar 14,83 persen dan 35,41 persen. Kondisi ini menunjukkan perbankan memiliki modal yang cukup untuk menghadapi potensi risiko.
Kualitas Kredit dan Prospek Ke Depan
Terakhir, kualitas kredit di Bali tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross sebesar 3,23 persen, sedikit lebih tinggi dari 3,12 persen pada November 2023. OJK Bali akan terus mendorong kinerja intermediasi perbankan dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan likuiditas yang sehat.