Kunjungan Wisatawan Gunungkidul Lebaran 2025 Turun 32 Persen
Jumlah wisatawan di Gunungkidul selama libur Lebaran 2025 turun 32 persen dibandingkan tahun lalu, hanya mencapai 143.992 orang dengan pendapatan daerah Rp1,51 miliar.
Gunungkidul, Yogyakarta, mencatat penurunan signifikan jumlah wisatawan yang berkunjung selama libur Lebaran 2025. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Gunungkidul, periode 31 Maret hingga 6 April tercatat 143.992 wisatawan, angka ini menunjukkan penurunan sekitar 32 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 200 ribu wisatawan. Penurunan ini berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang hanya mencapai Rp1,51 miliar.
Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Pariwisata Gunungkidul, Supriyanta, menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah berdekatannya libur panjang sebelumnya dengan libur Lebaran, Natal, Tahun Baru, dan libur panjang akhir Februari 2025. Hal ini menyebabkan distribusi kunjungan wisatawan menjadi lebih tersebar.
"Libur panjang sebelumnya berdekatan dengan libur lebaran, natal dan tahun baru, serta libur panjang akhir Februari 2025," ungkap Supriyanta menjelaskan faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah wisatawan. Selain itu, faktor cuaca ekstrem yang melanda Gunungkidul juga turut mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung.
Rincian Kunjungan Wisatawan dan PAD
Data rinci kunjungan wisatawan dan PAD per hari selama libur Lebaran 2025 menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan. Pada hari Senin (31/3), tercatat 4.560 wisatawan dengan PAD Rp41.349.200. Angka ini meningkat signifikan pada hari Selasa (1/4) menjadi 15.079 wisatawan dengan PAD Rp154.731.600. Puncak kunjungan terjadi pada hari Kamis (3/4) dengan jumlah wisatawan mencapai 30.281 orang dan PAD sebesar Rp329.283.900.
Sementara itu, jumlah kunjungan menurun pada hari Jumat (4/4) menjadi 20.921 wisatawan dengan PAD Rp213.057.300. Pada Sabtu (5/4) dan Minggu (6/4), jumlah wisatawan masing-masing mencapai 25.967 dan 22.144 orang, dengan PAD sebesar Rp272.596.100 dan Rp231.343.300. Supriyanta mengungkapkan bahwa puncak kunjungan yang terjadi pada hari Kamis (3/4) berbeda dari prediksi awal yang memperkirakan puncak kunjungan akan terjadi pada akhir pekan.
"Puncak kunjungan wisatawan terjadi pada Kamis (3/4). Awalnya, kami prediksi puncak kunjungan wisatawan pada Sabtu (5/4) dan Minggu (6/4)," tambah Supriyanta menjelaskan perbedaan antara prediksi dan realisasi data kunjungan wisata.
Faktor Penurunan Kunjungan Wisatawan
Supriyanta juga menjelaskan beberapa faktor lain yang menyebabkan penurunan jumlah wisatawan. Hampir seluruh destinasi wisata di Gunungkidul mengandalkan potensi wisata alam, sehingga sangat rentan terhadap kondisi cuaca. Cuaca ekstrem yang terjadi pada periode tersebut berdampak signifikan terhadap jumlah kunjungan.
Selain faktor cuaca, kebijakan larangan studi tour dan belum pulihnya perekonomian masyarakat juga turut berkontribusi terhadap penurunan jumlah wisatawan. Terakhir, kebijakan rasionalisasi anggaran Inpres Nomor 1 Tahun 2025 juga menjadi faktor yang mempengaruhi.
"Penyebab lainnya, yakni kebijakan rasionalisasi anggaran Inpres Nomor 1 Tahun 2025," tegas Supriyanta terkait faktor kebijakan pemerintah yang turut mempengaruhi jumlah kunjungan wisata di Gunungkidul.
Meskipun terjadi penurunan, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tetap berupaya untuk meningkatkan sektor pariwisata. Upaya-upaya promosi dan pengembangan destinasi wisata terus dilakukan untuk menarik lebih banyak wisatawan di masa mendatang.