KUR Kalbar 2024 Capai Rp4,31 Triliun, Sektor Pertanian Dominan
Penyaluran KUR di Kalimantan Barat pada 2024 mencapai Rp4,31 triliun untuk 60.950 debitur, meningkat tipis dari tahun sebelumnya, dengan sektor pertanian sebagai penerima terbesar.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalimantan Barat (Kalbar) pada 2024 mencapai angka yang cukup signifikan. Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kemenkeu Provinsi Kalbar mencatat realisasi penyaluran KUR mencapai Rp4,31 triliun, disalurkan kepada 60.950 debitur. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif, meskipun tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2023.
Dibandingkan tahun lalu, realisasi KUR 2024 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 0,97 persen dari sisi nilai. Namun, jumlah debitur justru mengalami penurunan. Pada 2023, realisasi KUR mencapai Rp4,27 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 62.694 orang. Kepala DJPb Kalbar, Kukuh Sumardono Basuki, menjelaskan fluktuasi ini dalam keterangan pers di Pontianak, Kamis lalu.
Distribusi KUR di Kalbar cukup beragam di antara kabupaten/kota. Kabupaten Ketapang menjadi daerah dengan penyaluran KUR terbesar di tahun 2024, mencapai Rp558,10 miliar. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana Kabupaten Kubu Raya menjadi yang tertinggi dengan penyaluran sebesar Rp600,12 miliar kepada 10.128 debitur. Perbedaan ini menunjukkan dinamika ekonomi yang terjadi antar daerah di Kalbar.
Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar dalam penggunaan KUR di tahun 2024. Sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan mendominasi penggunaan KUR. Data ini menunjukkan pentingnya sektor pertanian bagi perekonomian Kalbar dan peran KUR dalam mendukungnya. Hal ini menunjukkan fokus pemerintah dalam mendorong sektor pertanian melalui akses kredit yang mudah.
Selain KUR, pembiayaan usaha mikro (UMi) juga mengalami peningkatan. Realisasi penyaluran UMi di Kalbar sepanjang 2024 mencapai Rp118,64 miliar, yang disalurkan kepada 26.063 debitur. Angka ini meningkat tajam dibandingkan tahun 2023, di mana realisasi UMi hanya mencapai Rp51,86 miliar untuk 11.992 debitur. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan akses pembiayaan bagi usaha mikro di Kalbar.
Terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam penyaluran UMi antar daerah. Kota Pontianak mencatat realisasi tertinggi dengan penyaluran mencapai Rp16,74 miliar. Di sisi lain, Kabupaten Kayong Utara mencatat realisasi terendah, hanya sebesar Rp96,29 juta. Perbedaan ini perlu dikaji lebih lanjut untuk memastikan pemerataan akses pembiayaan usaha mikro.
Sektor perdagangan besar dan eceran menjadi sektor yang paling banyak mengakses pembiayaan UMi. Hal ini menunjukkan peran penting sektor perdagangan dalam mendorong perekonomian masyarakat Kalbar. Sebagian besar penerima pembiayaan UMi di tahun 2024 juga memanfaatkan skema kelompok untuk mengakses pendanaan, menunjukkan pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam mengembangkan usaha mikro.