Laba Bersih Antam Melonjak Tajam: Tembus Rp2,32 Triliun di Kuartal I-2025!
PT Antam Tbk raih laba bersih Rp2,32 triliun di kuartal I-2025, lonjakan drastis lebih dari 10 kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu, didorong penjualan emas dan komoditas lainnya.
PT Antam Tbk berhasil membukukan laba bersih yang fantastis pada kuartal I tahun 2025, yakni mencapai Rp2,32 triliun. Lonjakan ini sangat signifikan, lebih dari 10 kali lipat dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp210,59 miliar. Pencapaian ini diumumkan dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat lalu, dan menjadi sorotan utama di pasar saham Indonesia.
Direktur Utama PT Antam Tbk, Nicolas D. Kanter, menjelaskan keberhasilan ini sebagai buah dari strategi operasional yang efektif dan efisien. "Kami terus mengedepankan excellence operation dan penerapan good mining practices sehingga dapat mengoptimalkan kinerja perusahaan Antam," ujar Nicolas. Ia juga menambahkan bahwa strategi pemasaran yang inovatif, efisiensi biaya yang solid, serta menjaga struktur cash cost yang kompetitif turut berperan penting dalam pencapaian ini.
Kinerja positif Antam tidak hanya terlihat pada laba bersih. Laba kotor juga meningkat tajam lebih dari 13 kali lipat menjadi Rp3,64 triliun. Laba usaha pun berbalik positif menjadi Rp2,69 triliun, setelah sebelumnya mencatatkan kerugian sebesar Rp491,19 miliar pada kuartal pertama tahun lalu. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam keseluruhan kinerja operasional perusahaan.
Strategi Jitu Antam: Emas sebagai Mesin Pendulang Untung
Salah satu faktor utama yang mendorong lonjakan laba bersih Antam adalah peningkatan penjualan yang signifikan. Total penjualan bersih pada kuartal pertama 2025 mencapai Rp26,15 triliun, meningkat sekitar 203 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp8,62 triliun. Penjualan domestik mendominasi dengan kontribusi sekitar 95 persen dari total pendapatan, atau senilai Rp24,83 triliun.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Antam, Arianto Sabtunugrojo Rudjito, menjelaskan bahwa komoditas emas masih menjadi tulang punggung pendapatan perusahaan. Penjualan emas mencapai Rp21,61 triliun, naik sekitar 182 persen dan menyumbang sekitar 83 persen dari total penjualan Antam secara konsolidasi. Volume penjualan emas juga meningkat signifikan sebesar 93 persen menjadi 13,7 ton.
Arianto menambahkan bahwa peluncuran aplikasi Antam Logam Mulia turut berkontribusi terhadap peningkatan penjualan emas. Aplikasi ini memudahkan konsumen untuk bertransaksi emas fisik secara digital, sehingga meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan dalam berinvestasi emas.
"Ini tentunya juga didorong beberapa faktor termasuk peluncuran aplikasi Antam Logam Mulia yang mempermudah para konsumen untuk bertransaksi emas fisik secara digital," jelas Arianto.
Pertumbuhan Komoditas Lain: Nikel dan Bauksit
Selain emas, komoditas lain seperti nikel dan bauksit juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Total penjualan nikel, termasuk feronikel dan bijih nikel, melonjak sekitar 581 persen menjadi Rp3,77 triliun. Produksi feronikel tercatat sebesar 4.498 ton, dengan volume penjualan mencapai 4.839 ton. Produksi bijih nikel juga naik drastis sebesar 221 persen menjadi 4,63 juta wet metric ton (wmt), sejalan dengan pertumbuhan penjualan bijih nikel sebesar 281 persen menjadi 3,83 juta wmt.
Sementara itu, komoditas bauksit dan alumina mencatatkan penjualan sebesar Rp708,75 miliar, naik 102 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Produksi bijih bauksit meningkat 328 persen menjadi 653.781 wmt, dan penjualan alumina mencapai 44.048 ton, tumbuh 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Keberhasilan ini menunjukkan diversifikasi produk Antam yang berhasil memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan.
Kenaikan laba bersih per saham dasar (EPS) Antam juga sangat signifikan, yakni sebesar 794 persen menjadi Rp88,69. Kinerja positif ini juga diikuti dengan peningkatan total aset sebesar 17 persen menjadi Rp48,30 triliun dan kenaikan ekuitas sebesar 10 persen menjadi Rp34,62 triliun. Secara keseluruhan, kinerja keuangan Antam pada kuartal I-2025 menunjukkan tren positif yang sangat menggembirakan.
Keberhasilan Antam ini menunjukkan potensi besar industri pertambangan Indonesia dan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya alam secara efisien dan berkelanjutan. Strategi yang tepat, inovasi, dan pengelolaan yang baik menjadi kunci keberhasilan Antam dalam meraih laba bersih yang fantastis ini.