OJK Gelar Ribuan Edukasi Literasi Keuangan, Sasar 124 Juta Peserta
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menggelar 5.478 kegiatan edukasi literasi keuangan dan program GENCARKAN menjangkau lebih dari 124 juta peserta hingga Januari 2025, mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
Jakarta, 15 Februari 2024 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) gencar meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Sejak Januari 2024 hingga Januari 2025, OJK telah melaksanakan 5.478 kegiatan edukasi, menjangkau 7,3 juta peserta secara nasional. Angka ini menunjukkan komitmen OJK dalam memberdayakan masyarakat melalui pemahaman keuangan yang lebih baik.
Program GENCARKAN dan Kolaborasi Stakeholders
Tidak hanya itu, Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), sebuah program andalan OJK, telah mencapai lebih dari 124,4 juta peserta melalui 13.611 kegiatan. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi atau Kiki, menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. "Kolaborasi dan sinergi bersama stakeholders terkait merupakan kunci dari keberhasilan peningkatan literasi dan inklusi keuangan," ujar Kiki.
OJK mendorong Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) untuk aktif berperan dalam memberdayakan masyarakat, khususnya UMKM. Kiki berharap PUJK dapat mengidentifikasi potensi daerah dan memberikan pendampingan edukasi keuangan kepada UMKM setempat. "Peran Bapak-Ibu sangat besar... kita mendorong Bapak-Ibu untuk lebih menggencarkankan program pendampingan UMKM," imbuhnya.
Ekosistem Keuangan Inklusif dan Program Unggulan
OJK juga telah meluncurkan program Ekosistem Keuangan Inklusif untuk pengembangan ekonomi di daerah, bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan di desa. Program ini mengajak seluruh Pelaku Industri Jasa Keuangan untuk mendukung program pemerintah. Selain itu, OJK mendukung inklusi keuangan melalui berbagai program seperti TPAKD di seluruh Indonesia, program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SIMUDA), Kredit/Pembiayaan Sektor Melawan Rentenir (K/PMR), Kredit/Pembiayaan Sektor Prioritas Pertanian (K/PSP), serta Pengembangan Kapasitas dan Business Matching melalui Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) dan Ekosistem Pesantren Keuangan Inklusif (EPIKS).
Peran Kampus dalam Literasi Keuangan
Sosialisasi GENCARKAN juga dilakukan di berbagai kampus, termasuk Universitas Sam Ratulangi dan beberapa perguruan tinggi di Manado. Kiki menekankan pentingnya peran kampus dalam membimbing mahasiswa agar cerdas secara akademik dan melek literasi keuangan. "Semua anak di Indonesia harus memiliki essential life skill yaitu literasi pemahaman tentang keuangan," tegasnya. OJK berkomitmen untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung cita-cita pemerintah, terutama peningkatan kualitas SDM dan pengentasan kemiskinan.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi, Victor P.K. Lengkong, mengapresiasi kegiatan edukasi OJK dan menekankan pentingnya pemahaman pengelolaan keuangan bagi generasi muda. "Kami berharap agar mahasiswa termasuk dosennya dapat disadarkan dalam pemahaman betapa pentingnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan serta hak-hak konsumen dalam sektor jasa keuangan,” kata Victor.
Inisiatif Edukasi dan Sosialisasi
Sebagai bagian dari kegiatan kuliah umum, 10 duta literasi keuangan dari Universitas Sam Ratulangi dikukuhkan, dan simbolis produk keuangan diberikan kepada mereka. OJK juga memanfaatkan SiMOLEK (Si Mobil Literasi Keuangan) untuk edukasi keliling. Booth OJK juga hadir untuk memperkenalkan Learning Management System Edukasi Keuangan (LMSKU) OJK, serta layanan jasa keuangan dari berbagai lembaga, termasuk informasi investasi dan produk tabungan.
Kesimpulannya, upaya OJK dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia sangat intensif dan terintegrasi. Dengan berbagai program dan kolaborasi yang dilakukan, OJK berupaya untuk memberdayakan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.