Pemerintah Raup Rp12 Triliun dari Lelang Sukuk, Lewati Target Awal
Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada 29 April 2025 berhasil menyerap dana Rp12 triliun, melampaui target indikatif Rp10 triliun.
Pemerintah Indonesia berhasil meraih dana segar sebesar Rp12 triliun dari hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada tanggal 29 April 2025. Jumlah ini melampaui target indikatif yang ditetapkan sebelumnya, yaitu sebesar Rp10 triliun. Lelang tersebut menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia dan instrumen pembiayaan pemerintah.
Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengumumkan hasil lelang tersebut di Jakarta. Total penawaran yang masuk pada lelang ini mencapai angka yang signifikan, yaitu Rp32,68 triliun. Hal ini menunjukkan tingginya minat investor untuk berpartisipasi dalam pembiayaan negara melalui instrumen syariah.
Meskipun terdapat tujuh seri sukuk yang dilelang, pemerintah hanya menyerap dana dari enam seri. Keputusan untuk tidak menyerap dana dari seri PBS034 (pembukaan kembali), meskipun terdapat penawaran masuk sebesar Rp381 miliar, menunjukkan selektivitas pemerintah dalam mengelola pembiayaan negara.
Rincian Hasil Lelang Sukuk Negara
Seri PBS030 menjadi penyumbang terbesar dengan serapan dana mencapai Rp4,15 triliun. Sukuk ini memiliki jatuh tempo pada 15 Juli 2028, dengan total penawaran masuk sebesar Rp9,44 triliun dan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang sebesar 6,49236 persen. Tingginya minat pada seri ini menunjukkan daya tarik instrumen investasi jangka menengah dengan imbal hasil yang kompetitif.
Pemerintah juga menyerap dana sebesar Rp3,7 triliun dari seri PBS003 yang jatuh tempo pada 15 Januari 2027. Penawaran masuk untuk seri ini mencapai Rp9,21 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang sebesar 6,40855 persen. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi jangka pendek Indonesia.
Untuk investasi jangka panjang, pemerintah menyerap Rp2,05 triliun dari seri PBS039 yang jatuh tempo pada 15 Juli 2041. Penawaran masuk mencapai Rp2,11 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,04403 persen. Seri ini menarik minat investor yang mencari instrumen investasi jangka panjang dengan potensi imbal hasil yang lebih tinggi.
Seri PBS038, dengan jatuh tempo 15 Desember 2049, juga berhasil menarik minat investor dengan serapan dana sebesar Rp1,1 triliun dari total penawaran Rp4,76 triliun dan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,09747 persen. Ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi jangka panjang Indonesia.
Dari dua seri Surat Perbendaharaan Negara - Syariah (SPN-S), pemerintah menyerap masing-masing Rp500 miliar. Seri SPNS13102025 dengan jatuh tempo 13 Oktober 2025 menerima penawaran masuk Rp1,12 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,20000 persen. Seri SPNS12012026 dengan jatuh tempo 12 Januari 2026 menerima penawaran masuk Rp5,66 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang sama, yaitu 6,20000 persen.
Seluruh seri SBSN tersebut menggunakan underlying asset berupa proyek atau kegiatan dan APBN 2025 serta barang milik negara (BMN). Dana yang diperoleh dari lelang ini akan digunakan untuk memenuhi sebagian target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025.
Hasil lelang sukuk ini menunjukkan kepercayaan investor baik domestik maupun internasional terhadap perekonomian Indonesia dan komitmen pemerintah dalam mengelola keuangan negara secara transparan dan akuntabel. Keberhasilan ini juga menunjukkan potensi besar pembiayaan syariah dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia.