Ribuan Mahasiswa Ramaikan Aksi "Indonesia Gelap" di Patung Kuda, Tolak Efisiensi Anggaran Pendidikan
Aksi unjuk rasa besar "Indonesia Gelap" di Patung Kuda, Jakarta, diikuti ribuan mahasiswa, relawan, dan warga, menolak kebijakan efisiensi anggaran pendidikan yang dinilai merugikan rakyat.
Aksi unjuk rasa besar-besaran bertajuk "Indonesia Gelap" menggema di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (20/2) sore. Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, relawan, masyarakat sipil, bahkan ibu-ibu rumah tangga turut serta dalam demonstrasi ini. Aksi ini dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang dianggap merugikan sektor pendidikan dan berdampak luas pada masyarakat. Aksi ini merupakan kelanjutan dari demonstrasi sebelumnya pada Senin (17/2) yang dinilai belum mendapatkan respon memadai dari pemerintah.
Sejak pukul 15.00 WIB, kawasan Patung Kuda dipenuhi oleh massa aksi yang datang secara bergelombang. Mereka berasal dari berbagai universitas, termasuk UNJ, UI, IPB, Universitas Bung Hatta, STEI SEBI, Politeknik Negeri Media Kreatif, dan Pers Mahasiswa. Para demonstran membawa berbagai spanduk dan bendera yang berisi tuntutan mereka, seperti "Tolak Efisiensi Anggaran Pendidikan, #IndonesiaGelap" dan "Negara Hemat Rakyat Tamat". Kehadiran berbagai elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa hingga ibu-ibu, menunjukkan meluasnya keresahan publik terhadap kebijakan pemerintah tersebut.
Tidak hanya mahasiswa, aksi ini juga didukung oleh berbagai elemen masyarakat sipil. Aliansi Rakyat Penggugat, yang diinisiasi oleh perempuan paruh baya, turut hadir memberikan dukungan. Bahkan, HumAnies Project, sebuah organisasi simpatisan Anies Baswedan, memberikan bantuan logistik berupa ratusan dus air mineral dan ratusan porsi makanan yang dikumpulkan dari donasi warganet. Selain bantuan logistik, HumAnies juga menyediakan fasilitas medis, ambulans, dan bantuan biaya pengobatan untuk mengantisipasi potensi gesekan fisik.
Mahasiswa Suarakan Kekecewaan, Tuntut Pemerintah Tanggapi Aspirasi
Salah satu orator menyampaikan bahwa aksi ini melibatkan sekitar 1.500 mahasiswa dari berbagai kampus dan wilayah di Indonesia. Kekecewaan mereka muncul karena tuntutan pada aksi sebelumnya tidak direspons oleh pemerintah. "Apabila tuntutan-tuntutan kami tidak didengar, apabila pemerintah tidak berani menemui kami, maka kami tidak akan bergeser sampai menang!" tegas salah satu orator, mewakili rasa frustrasi para mahasiswa yang merasa suaranya tidak didengar.
Para mahasiswa kembali menyuarakan kritik dan tuntutan terhadap kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Mereka meminta agar kebijakan tersebut dikaji ulang, bahkan dihentikan sama sekali. Mereka berpendapat bahwa kebijakan tersebut justru merugikan rakyat, khususnya di sektor pendidikan, dan berdampak buruk pada petani, nelayan, dan masyarakat luas.
Hingga Kamis petang, massa aksi masih bertahan di Patung Kuda, menunggu respon dari pemerintah. Mereka berulang kali menyampaikan orasi, menegaskan pendirian mereka untuk tetap bertahan hingga tuntutan mereka dipenuhi. "Kita lihat petani, nelayan, masyarakat, dosen dan mahasiswa, yang terdampak kebijakan ambisius yang mengorbankan program-program lain demi efisiensi. Kita tidak akan mundur, sampai kita menang!!" teriak seorang orator dari mobil komando, menggambarkan tekad kuat para demonstran.
Dukungan dari Berbagai Kalangan, Tunjukkan Solidaritas Rakyat
Partisipasi berbagai elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa berbagai universitas hingga ibu-ibu rumah tangga yang membawa konsumsi gratis, menunjukkan meluasnya dukungan terhadap aksi ini. Hal ini menunjukkan solidaritas dan keprihatinan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat banyak. Kehadiran relawan yang menyediakan fasilitas medis juga menunjukkan kesiapan para demonstran untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Aksi ini juga menandakan betapa pentingnya peran mahasiswa dan masyarakat sipil dalam mengawasi jalannya pemerintahan dan menyuarakan aspirasi rakyat. Kegigihan mereka dalam memperjuangkan hak-hak mereka patut diapresiasi, dan menjadi pengingat bagi pemerintah untuk lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat.
Para peserta aksi telah mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk potensi tindakan represif. Namun, tekad mereka untuk tetap berjuang hingga tuntutan mereka didengar tetap teguh. Aksi ini menjadi bukti nyata bahwa suara rakyat, meskipun berasal dari berbagai latar belakang, tetap memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan.
Keberadaan aksi ini juga menjadi sorotan akan pentingnya transparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam pengelolaan anggaran negara. Pemerintah diharapkan dapat memberikan respon yang bijak dan segera menyelesaikan permasalahan yang menjadi tuntutan para demonstran.