Satgas Damai Cartenz Selidiki Pemasok Amunisi KKB Yalimo
Satgas Damai Cartenz menginvestigasi asal-usul amunisi yang ditemukan pada anggota KKB Yalimo yang ditangkap, mengungkap pencurian senjata api dari Polres Yalimo.
Kepolisian Daerah (Polda) Papua mengungkap penyelidikan Satgas Damai Cartenz terhadap pemasok amunisi kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Yalimo. Penyelidikan ini berawal dari penangkapan Nikson Matuan, anggota KKB Yalimo, pada 2 Februari 2024. Penangkapan tersebut membongkar jaringan pasokan senjata dan amunisi yang mendukung aksi KKB di wilayah Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan.
Dari tangan Nikson Matuan, petugas mengamankan dua pucuk senjata api organik Polri jenis AK 47 dan 46 butir peluru. Yang mengejutkan, Nikson mengaku menerima amunisi dari pihak lain, sebuah pengakuan yang kini tengah diselidiki intensif oleh pihak berwajib. Kapolda Papua, Irjen Pol. Patrige Renwarin, menyatakan bahwa penyelidikan ini bertujuan untuk membongkar seluruh jaringan pendukung KKB Yalimo.
Kasus ini semakin kompleks dengan terungkapnya keterlibatan Aske Mabel, anggota KKB Yalimo lainnya. Aske Mabel, yang ditangkap di kampung halamannya, Abenaho, juga ditemukan membawa dua pucuk senpi jenis AK 47 dan 71 butir amunisi. Penangkapannya dilakukan setelah adanya informasi dari masyarakat. Aske Mabel diketahui melakukan perlawanan saat ditangkap, sehingga polisi bertindak tegas sesuai prosedur operasional standar (SOP).
Penyelidikan Jaringan Pemasok Amunisi
Irjen Pol. Patrige Renwarin menjelaskan bahwa penyelidikan terhadap pemasok amunisi kepada KKB Yalimo difokuskan pada keterangan yang diberikan oleh Nikson Matuan. Petugas berupaya melacak asal-usul amunisi tersebut untuk membongkar jaringan yang lebih besar. Hal ini penting untuk mencegah pasokan senjata dan amunisi kepada KKB terus berlanjut.
Proses penyelidikan melibatkan berbagai teknik investigasi, termasuk interogasi saksi, analisis balistik, dan penelusuran jejak transaksi ilegal. Kerjasama dengan instansi terkait juga dilakukan untuk mempercepat dan memperluas cakupan penyelidikan. Tujuannya adalah untuk mengungkap seluruh jaringan yang terlibat, mulai dari pemasok hingga pihak-pihak yang memberikan dukungan logistik lainnya.
Kapolda menegaskan komitmennya untuk memberantas KKB Yalimo dan memutus rantai pasokan senjata dan amunisi. Pihaknya akan terus berupaya maksimal untuk mengungkap seluruh pelaku dan jaringan yang terlibat dalam aksi kriminal tersebut. Kerjasama dengan masyarakat setempat sangat penting dalam upaya ini, karena informasi dari masyarakat sangat membantu dalam mengungkap keberadaan dan aktivitas KKB.
Senjata Api Organik Polri yang Dicuri
Fakta mengejutkan lainnya terungkap dalam kasus ini. Empat pucuk senjata api jenis AK 47 yang merupakan organik Polri ternyata dicuri oleh Aske Mabel dari Polres Yalimo pada 4 Juni 2024. Saat itu, Aske Mabel masih berpangkat Bripda. Setelah melakukan pencurian tersebut, Aske Mabel kemudian dipecat dari kepolisian pada 27 Desember 2024.
Pencurian senjata api organik Polri ini menjadi perhatian serius bagi pihak kepolisian. Hal ini menunjukkan adanya celah keamanan yang perlu diperbaiki untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Investigasi terhadap pencurian senjata api ini juga akan dilakukan secara terpisah, untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan pihak lain.
Kejadian ini menjadi bukti bahwa KKB Yalimo memiliki akses terhadap senjata api organik Polri. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan pengawasan dan pengamanan senjata api di lingkungan kepolisian. Selain itu, diperlukan juga upaya untuk meningkatkan kesadaran anggota kepolisian akan pentingnya menjaga keamanan senjata api yang mereka pegang.
Saat ini, keempat pucuk senjata api organik Polri tersebut sudah diamankan kembali oleh pihak kepolisian bersama dengan kedua anggota KKB Yalimo. Penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap seluruh jaringan yang terlibat dalam pencurian senjata api tersebut.
Penangkapan Aske Mabel dan Nikson Matuan serta pengungkapan pencurian senjata api dari Polres Yalimo merupakan langkah penting dalam upaya memberantas KKB Yalimo. Namun, upaya ini tidak akan berhasil tanpa adanya kerjasama dan dukungan dari seluruh pihak, termasuk masyarakat.
Kesimpulan
Kasus ini menyoroti kompleksitas ancaman KKB dan pentingnya kerjasama multipihak dalam memeranginya. Selain menindak tegas para pelaku, upaya pencegahan melalui peningkatan keamanan dan pengawasan serta kerjasama dengan masyarakat sangatlah krusial. Pengungkapan jaringan pemasok amunisi menjadi kunci untuk memutus mata rantai dukungan terhadap KKB Yalimo.