Serapan Gabah Capai 2 Juta Ton, CBP RI Menguat!
Wakil Menteri Pertanian umumkan capaian serapan gabah oleh Bulog sebesar 2 juta ton setara beras, memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan ketahanan pangan nasional.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengumumkan kabar gembira terkait penyerapan gabah petani oleh Perum Bulog. Dalam kunjungan kerjanya di Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (9/5), Wamentan menyatakan bahwa Bulog telah menyerap gabah petani hingga mencapai 2 juta ton setara beras. Penyerapan ini bertujuan untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
"Bulog ini sekarang menyerap beras, menyerapnya sebetulnya gabah, kemudian kita giling jadi beras, itu hari ini 2 juta ton setara beras," ungkap Wamentan. Pencapaian ini merupakan langkah signifikan dalam upaya pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Sebagai Kepala Dewan Pengawas Perum Bulog, Sudaryono menekankan pentingnya penyerapan gabah ini sebagai cadangan pangan strategis yang dikelola langsung oleh negara.
Dengan tambahan 2 juta ton setara beras dari serapan gabah terbaru, total cadangan beras pemerintah saat ini mencapai 3,6 juta ton. Angka ini termasuk stok beras dari tahun sebelumnya. Wamentan menyebut capaian ini sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, sebuah prestasi yang memperkuat ketahanan pangan negara. Hal ini memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat Indonesia tetap terjaga.
Cadangan Beras Pemerintah dan Kesejahteraan Petani
Wamentan Sudaryono memastikan bahwa harga pembelian gabah dari petani tetap mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi petani dan memastikan mereka tetap mendapatkan keuntungan yang layak. Dengan demikian, program ini tidak hanya memperkuat CBP, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.
Kenaikan signifikan pada produktivitas padi juga turut berkontribusi pada keberhasilan ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan produktivitas beras sebesar 51 persen, jagung 39 persen, dan tanaman pangan secara umum naik rata-rata 42 persen pada kuartal pertama 2025. Hal ini menunjukkan keberhasilan program-program strategis nasional di bidang pangan.
Pertumbuhan sektor pertanian yang mencapai 10,4 persen pada triwulan pertama 2025 juga menjadi bukti nyata dari keberhasilan tersebut. Angka ini merupakan yang tertinggi di antara sektor-sektor ekonomi lainnya. Keberhasilan ini tidak terlepas dari komitmen pemerintah dalam mendukung sektor pertanian.
Kebijakan dan Proyeksi Ke Depan
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan pembangunan tambahan gudang Bulog untuk mengakomodasi peningkatan cadangan beras. Hal ini disebabkan kapasitas gudang Bulog yang telah terisi penuh, bahkan sebagian cadangan beras harus disimpan di gudang pihak ketiga. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengelola cadangan pangan nasional.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah menargetkan produksi padi nasional mencapai 32 juta ton pada tahun 2025. Target ini merupakan peningkatan dari produksi tahun sebelumnya yang mencapai 30 juta ton. Target tersebut mendukung pencapaian ketahanan dan swasembada pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto untuk tahun 2027.
Peningkatan produksi dan serapan gabah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Dengan cadangan beras yang melimpah, Indonesia semakin siap menghadapi potensi krisis pangan dan memastikan ketersediaan beras bagi seluruh rakyat Indonesia.
Program-program pemerintah yang berfokus pada peningkatan produktivitas pertanian dan penguatan CBP terbukti efektif dalam meningkatkan ketahanan pangan. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mensejahterakan petani dan memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia.