Surabaya dan Tiongkok Perkuat Kerja Sama Sister City di Bidang Investasi
Pemkot Surabaya dan Konsulat Jenderal Tiongkok di Surabaya sepakat memperkuat kerja sama sister city, khususnya di bidang investasi dan teknologi, dengan fokus pengembangan lahan dan revitalisasi kawasan Kya-Kya Kembang Jepun.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, baru-baru ini bertemu dengan Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Surabaya, Xu Yong. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat kerja sama sister city antara Surabaya dan beberapa kota di Tiongkok, terutama dalam hal investasi dan teknologi. Kerja sama sister city antara Surabaya dan kota-kota di Tiongkok seperti Xiamen dan Guangzhou telah terjalin sebelumnya, mencakup bidang pendidikan, kebudayaan, dan teknologi. Namun, pertemuan ini menandai babak baru dengan fokus yang lebih kuat pada investasi.
Investasi dan Pengembangan Lahan di Surabaya
Salah satu fokus utama kerja sama ini adalah kolaborasi dengan investor Tiongkok untuk pengembangan lahan di Surabaya. Salah satu proyek yang dibahas adalah pengembangan Surabaya Expo Center (SBEC), bekas lokasi THR-TRS. SBEC direncanakan menjadi area multifungsi dengan konsep Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions (MICE). Potensi investasi juga terbuka untuk penambahan wahana permainan di area tersebut. Wali Kota Eri Cahyadi menekankan bahwa Surabaya memiliki banyak lahan yang potensial untuk dikembangkan, menawarkan peluang investasi yang menarik bagi investor Tiongkok.
Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan, "Kita berbicara tentang pengembangan lahan, karena Surabaya memiliki banyak lahan. Mungkin bisa investasi dalam penambahan wahana permainan."
Revitalisasi Kya-Kya Kembang Jepun: Mewujudkan Chinatown Surabaya
Fokus kedua dari kerja sama ini adalah revitalisasi kawasan Kya-Kya Kembang Jepun dengan nuansa Tiongkok yang lebih kuat. Konsulat Jenderal Tiongkok mencatat tingginya kunjungan warga Tiongkok ke kawasan tersebut. Oleh karena itu, rencana untuk menambahkan ikon-ikon khas Tiongkok, seperti pagoda atau patung panda, dipertimbangkan untuk menjadikan Kya-Kya Kembang Jepun sebagai “Chinatown” Surabaya. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata dan perekonomian lokal.
Wali Kota Eri Cahyadi menambahkan, "Maka ada satu ikon yang bisa di pasang di Kya-Kya, apakah itu Pagoda, atau Patung Panda sehingga Kya-Kya nanti menjadi Chinatown."
Kunjungan ke Tiongkok dan Kerja Sama Lebih Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, Konjen Tiongkok berencana mengundang Wali Kota Eri Cahyadi dan jajaran Pemkot Surabaya untuk berkunjung ke Tiongkok. Tujuan kunjungan ini adalah untuk bertemu dengan perwakilan dari berbagai kota di Tiongkok, mencari kota yang memiliki kesamaan dengan Surabaya, dan membahas kerja sama lebih lanjut. Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan kesiapannya untuk mengikuti undangan tersebut.
"Di sana akan diundang semua kota, mencari kota yang mirip dengan Surabaya dan akan bekerja sama. Saya sampaikan siap untuk itu," ujar Wali Kota Eri Cahyadi.
Sister City: Jembatan Kerja Sama Internasional
Konsep sister city atau kota kembar merupakan hubungan formal antara kota-kota di berbagai negara. Hubungan ini bertujuan untuk mempromosikan kepentingan budaya, ekonomi, dan pendidikan. Kerja sama antara Surabaya dan kota-kota di Tiongkok melalui program sister city diharapkan akan membawa manfaat yang signifikan bagi kedua belah pihak, khususnya dalam hal peningkatan investasi, pengembangan infrastruktur, dan promosi pariwisata.
Kesimpulan
Pertemuan antara Wali Kota Surabaya dan Konsulat Jenderal Tiongkok menandai langkah penting dalam memperkuat kerja sama sister city antara Surabaya dan Tiongkok. Fokus pada investasi dan pengembangan lahan, serta revitalisasi kawasan Kya-Kya Kembang Jepun, menunjukkan komitmen kuat untuk meningkatkan hubungan bilateral dan membawa kemajuan bagi Kota Surabaya.