Surplus Perdagangan Indonesia: 59 Bulan Berturut-turut!
Indonesia kembali mencatatkan surplus perdagangan selama 59 bulan berturut-turut hingga Maret 2025, mencapai 4,43 miliar dolar AS, didorong oleh peningkatan ekspor berbagai komoditas.
Jakarta, 21 April 2025 - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kabar gembira bagi perekonomian Indonesia. Indonesia kembali mencatatkan surplus perdagangan pada Maret 2025, mencapai angka fantastis sebesar 4,43 miliar dolar AS atau setara dengan Rp72,78 triliun (dengan kurs Rp16.809). Pencapaian ini sekaligus mengukuhkan rekor surplus perdagangan selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di Jakarta menyampaikan, "Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020." Prestasi ini menunjukkan kinerja ekspor Indonesia yang solid dan konsisten di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.
Surplus tersebut ditopang oleh kinerja ekspor yang positif. Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2025 mencapai 23,25 miliar dolar AS atau Rp390,643 triliun, meningkat 5,95 persen secara bulanan (month to month) dan 3,16 persen secara tahunan (year on year).
Kinerja Ekspor yang Mengesankan
Peningkatan ekspor Indonesia ditopang oleh beberapa komoditas unggulan. Sepuluh komoditas penyumbang terbesar peningkatan ekspor antara lain lemak dan minyak hewani, bahan bakar mineral, besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektrik, serta kendaraan dan bagiannya. Komoditas lainnya yang turut berkontribusi signifikan adalah nikel dan barang turunannya, berbagai produk kimia, alas kaki, bijih logam, terak dan abu, serta mesin dan peralatan mekanis. Kesepuluh komoditas tersebut menyumbang total ekspor sebesar 13,89 miliar dolar AS atau Rp233,42 triliun.
Meskipun nilai impor juga mengalami kenaikan, baik secara bulanan (0,38 persen) maupun tahunan (5,34 persen), mencapai 18,92 miliar dolar AS atau Rp317,94 triliun, peningkatan ekspor yang lebih signifikan tetap mampu menjaga surplus neraca perdagangan.
Hal ini menunjukkan bahwa strategi diversifikasi ekspor Indonesia mulai membuahkan hasil. Tidak hanya mengandalkan satu atau dua komoditas saja, Indonesia mampu meningkatkan ekspor berbagai produk, sehingga lebih tahan terhadap fluktuasi harga komoditas global.
Negara Mitra Perdagangan
Beberapa negara menjadi kunci keberhasilan surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2025. Amerika Serikat (AS) menjadi penyumbang surplus terbesar dengan nilai mencapai 1,98 miliar dolar AS atau Rp33,2 triliun. India dan Filipina juga turut berkontribusi signifikan dengan surplus masing-masing sebesar 1,04 miliar dolar AS (Rp17,47 triliun) dan 714,1 juta dolar AS (Rp11,98 triliun).
Di sisi lain, beberapa negara mencatatkan defisit perdagangan dengan Indonesia. China mencatatkan defisit terbesar sebesar 1,11 miliar dolar AS (Rp18,7 triliun), diikuti Australia (353,2 juta dolar AS atau Rp5,93 triliun) dan Thailand (195,4 juta dolar AS atau Rp3,2 triliun).
Kondisi ini menunjukkan keberagaman mitra dagang Indonesia dan kemampuannya untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan dengan berbagai negara.
Prospek Ke Depan
Surplus perdagangan selama 59 bulan berturut-turut merupakan pencapaian luar biasa bagi Indonesia. Hal ini menunjukkan ketahanan dan daya saing ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global. Ke depan, pemerintah perlu terus mendorong diversifikasi ekspor, meningkatkan daya saing produk dalam negeri, dan memperkuat kerja sama ekonomi internasional untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja ekspor Indonesia.
Dengan konsistensi dalam menjaga surplus perdagangan, Indonesia semakin kokoh dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan terus memperkuat posisinya di kancah perdagangan internasional.