11 Sapi di Pariaman Sembuh dari PMK Setelah Perawatan Intensif
Sebanyak 11 sapi di Pariaman yang terjangkit PMK dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan intensif dari peternak dengan kombinasi obat tradisional dan modern, mencegah penyebaran lebih lanjut.

Sebanyak 11 ekor sapi di Kota Pariaman, Sumatera Barat, yang sebelumnya terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK), kini telah dinyatakan sembuh. Kejadian ini bermula dari laporan peternak pada Selasa, 7 Januari 2024, terkait dua sapi yang menunjukkan gejala PMK setelah pembelian dua ekor sapi dari Medan di Pasar Ternak Sungai Sariak beberapa hari sebelumnya. Penyebaran kemudian terjadi hingga mencapai 11 ekor sapi dalam satu kandang di Desa Pungguang Ladiang.
Berkat penanganan cepat dan tepat, kesebelas sapi tersebut berhasil sembuh dalam waktu satu minggu. Menurut Marini Jamal, Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman, kesembuhan ini berkat perawatan intensif yang diberikan peternak. Perawatan tersebut meliputi penggunaan obat tradisional dan obat-obatan modern, serta disinfektan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
"Selain peternak memberikan obat tradisional, kami juga memberikan obat-obatan dan disinfektan guna meminimalisasi penyebaran PMK" jelas Marini Jamal dalam keterangannya di Pariaman, Kamis, 30 Januari 2024. Keberhasilan ini juga dipengaruhi oleh tingkat kesembuhan PMK yang tinggi, mencapai 98 persen.
Meskipun seluruh sapi yang terjangkit telah sembuh dan tidak ada laporan kasus baru, Pemkot Pariaman tetap mengimbau kewaspadaan kepada peternak. Marini Jamal menekankan pentingnya pemeriksaan surat kesehatan hewan dan asal usul ternak baru sebelum dicampurkan dengan ternak lain. Langkah ini penting untuk mencegah munculnya wabah PMK kembali di masa mendatang.
Pemeriksaan kesehatan hewan dan isolasi ternak baru merupakan tindakan pencegahan yang sangat krusial. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, peternak dapat melindungi ternak mereka dari berbagai penyakit menular, termasuk PMK. Kejadian ini menjadi pembelajaran berharga tentang pentingnya penanganan cepat dan tepat dalam mengatasi wabah PMK.
Respon cepat dari peternak dan dinas terkait menjadi kunci keberhasilan penanganan PMK di Pariaman. Kombinasi pengobatan tradisional dan modern terbukti efektif dalam mempercepat proses penyembuhan. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi kasus PMK serupa.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada peternak terkait pencegahan dan penanganan PMK. Dengan pemahaman yang baik, peternak dapat lebih siap dan sigap dalam menghadapi wabah penyakit hewan menular di masa mendatang. Pemerintah setempat juga perlu memastikan ketersediaan obat-obatan dan dukungan teknis bagi peternak.
Kesimpulannya, wabah PMK di Pariaman berhasil ditangani dengan baik berkat kerjasama antara peternak dan pemerintah daerah. Perawatan intensif dengan kombinasi obat tradisional dan modern, serta langkah-langkah pencegahan yang tepat, terbukti efektif dalam mencegah penyebaran lebih lanjut dan memastikan kesembuhan seluruh sapi yang terjangkit. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi upaya pencegahan dan penanganan PMK di masa mendatang.