1.350 Sapi di Penajam Paser Utara Diberi 'Kawin Suntik', Target Populasi Meningkat!
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara melakukan inseminasi buatan terhadap 1.350 sapi untuk meningkatkan populasi ternak sapi pada 2025, dengan target 851 kelahiran anak sapi.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, telah melaksanakan program inseminasi buatan atau kawin suntik terhadap 1.350 ekor sapi indukan produktif. Program yang dilakukan sepanjang tahun 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan populasi sapi di daerah tersebut hingga tahun 2025. Langkah ini diambil sebagai upaya strategis untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dan meningkatkan perekonomian peternak setempat. Inseminasi buatan dipilih karena dinilai lebih efisien dan efektif dibandingkan perkawinan alami.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten PPU, Ristu Pramula, menjelaskan bahwa program kawin suntik ini merupakan bagian dari upaya peningkatan populasi sapi. "Sepanjang tahun ini, 1.350 ekor hewan ternak sapi betina produktif dilakukan kawin suntik," ujar Ristu Pramula di Penajam, Rabu. Program ini juga dibarengi dengan pemantauan kesehatan sapi secara berkala untuk memastikan keberhasilan proses inseminasi buatan.
Dari total 1.350 ekor sapi yang diinseminasi, ditargetkan 985 ekor akan bunting dan menghasilkan 851 ekor anak sapi (pedet). Angka ini menunjukkan optimisme pemerintah daerah dalam keberhasilan program tersebut. Keberhasilan program ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan peternak dan ketersediaan daging sapi di Kabupaten PPU.
Program Inseminasi Buatan dan Antusiasme Peternak
Ristu Pramula menambahkan bahwa para peternak di Kabupaten PPU sangat antusias dengan program kawin suntik ini. Hal ini dikarenakan beberapa kendala yang dihadapi peternak dalam melakukan perkawinan alami, terutama untuk jenis sapi brahman cross dan limosin yang berukuran besar. "Kawin suntik terus digencarkan karena cukup berhasil tingkatkan jumlah populasi hewan ternak sapi," tambahnya.
Keberhasilan program inseminasi buatan di tahun sebelumnya juga menjadi faktor pendorong antusiasme peternak. Pada tahun 2024, dari 2.000 ekor sapi yang diinseminasi, sebanyak 1.600 ekor berhasil bunting dan melahirkan 1.120 anak sapi. Hasil ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi, sehingga meyakinkan peternak untuk berpartisipasi dalam program ini.
Dengan keberhasilan program ini, populasi sapi di Kabupaten PPU di awal tahun 2025 diperkirakan mencapai 8.000 ekor. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dan menandakan keberhasilan program pemerintah dalam meningkatkan populasi ternak sapi.
Keuntungan Inseminasi Buatan
Ristu Pramula juga menjelaskan keuntungan dari penggunaan inseminasi buatan. Salah satu keuntungan utama adalah efisiensi biaya karena peternak tidak perlu memelihara sapi jantan. Selain itu, inseminasi buatan memungkinkan peternak untuk menghasilkan anak sapi unggul sesuai dengan jenis sapi yang diinginkan.
Dengan demikian, program inseminasi buatan ini tidak hanya meningkatkan populasi sapi, tetapi juga meningkatkan kualitas ternak dan pendapatan peternak. Program ini merupakan contoh nyata bagaimana pemerintah daerah dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program yang terarah dan terencana.
Program ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung sektor peternakan dan meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten PPU. Dengan adanya peningkatan populasi sapi, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daging sapi di daerah tersebut dan mengurangi ketergantungan pada daerah lain.
- Target Inseminasi 2024: 1.350 ekor sapi
- Target Kebuntingan: 985 ekor sapi
- Target Kelahiran Anak Sapi: 851 ekor
- Populasi Sapi Awal 2025 (Proyeksi): 8.000 ekor
Program kawin suntik ini diharapkan dapat terus berlanjut dan ditingkatkan di tahun-tahun mendatang untuk mencapai target peningkatan populasi sapi yang lebih besar lagi. Keberhasilan program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam meningkatkan sektor peternakan.