170 Sopir Trans Metro Dewata Kembali Bekerja Setelah Operasional Normal
Setelah sempat berhenti beroperasi, Trans Metro Dewata di Bali kembali aktif dengan 75 bus dan mempekerjakan kembali 170 sopir dari total 228 sopir sebelumnya, berdasarkan seleksi produktivitas dan kinerja.

Trans Metro Dewata (TMD) di Bali kembali beroperasi normal dan mempekerjakan 170 sopir bus setelah sebelumnya sempat berhenti beroperasi. Hal ini diumumkan oleh Manajer TMD, Ida Bagus Eka Budi, di Denpasar pada Senin, 21 April. Keputusan ini mengakhiri masa penantian panjang bagi para sopir yang sebelumnya kehilangan mata pencaharian.
Dari total 228 sopir sebelumnya, hanya 170 sopir yang kembali diterima bekerja. Penyebabnya adalah pengurangan jumlah armada bus yang beroperasi. Dari 105 bus yang sebelumnya aktif, kini hanya 75 bus yang beroperasi. Pengurangan ini memaksa pengelola TMD untuk melakukan seleksi ketat terhadap para sopir.
Proses seleksi yang dilakukan TMD didasarkan pada produktivitas dan kinerja para sopir selama masa operasional sebelumnya. Hal ini disampaikan langsung oleh Eka Budi. "Sebelumnya kan total 105 bus dan jumlah pengemudi 228 orang, sekarang dengan 75 armada, jumlah pengemudi 170 orang," jelasnya. Keputusan ini, meskipun menyisakan beberapa sopir yang tidak kembali bekerja, dinilai sebagai langkah yang tepat untuk memastikan efisiensi operasional TMD.
Seleksi Ketat Berdasarkan Produktivitas
Eka Budi menjelaskan bahwa proses seleksi yang dilakukan TMD sangat ketat. Pihaknya tidak hanya mempertimbangkan faktor usia, tetapi lebih memprioritaskan produktivitas dan kompetensi para sopir. "Pertimbangannya jumlah pengemudi menyesuaikan jumlah bus, kami tidak melihat usia tapi produktivitas, kompetensinya, kinerja kami lihat," ujarnya. Seleksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa hanya sopir yang memiliki kinerja terbaik yang kembali bertugas.
Meskipun hanya 75 persen dari total sopir sebelumnya yang kembali dipekerjakan, Eka Budi memastikan bahwa proses seleksi dilakukan secara adil dan transparan. Pihaknya berharap para sopir yang tidak terpilih dapat memahami situasi dan tetap mendukung operasional TMD.
Pemprov Bali, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas operasional TMD, menyatakan bahwa jika nantinya dibutuhkan penambahan armada, maka ada potensi untuk mempekerjakan kembali sopir yang belum diterima. Namun, Eka Budi juga menambahkan bahwa jika ada calon pekerja baru dengan kinerja yang lebih baik, maka pihak pengelola tidak menutup kemungkinan untuk merekrut tenaga baru.
Reaksi Sopir dan Harapan ke Depan
Gede Nyoman Suarta, salah satu sopir TMD yang kembali bekerja, mengungkapkan rasa senangnya atas beroperasinya kembali TMD. "Senang sekali untuk orang seperti saya apalagi sudah umur segini bisa kembali bekerja sangat lumayan," katanya. Suarta mengaku selama 4 bulan TMD tidak beroperasi, ia juga tidak memiliki pekerjaan dan hanya mengandalkan profesi sebagai pengemudi.
Meskipun sedih melihat banyak rekan sesama sopir yang tidak dapat kembali bekerja, Suarta menghargai keputusan seleksi yang dilakukan oleh pengelola TMD. Ia juga senang melihat antusiasme masyarakat terhadap beroperasinya kembali TMD, yang terlihat dari jumlah penumpang yang ramai pada hari pertama beroperasi normal. Bus-bus TMD yang berkapasitas 35 orang ini pun terlihat ramai penumpang.
Dengan beroperasinya kembali TMD dan dipekerjakannya kembali sebagian besar sopir, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan transportasi publik di Bali dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Ke depan, TMD diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas pelayanannya agar tetap menjadi pilihan utama masyarakat Bali dalam menggunakan transportasi publik.
Pemprov Bali juga optimis dengan respons positif masyarakat terhadap beroperasionalnya kembali TMD. Jika permintaan meningkat, maka tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan armada dan perekrutan sopir lebih banyak lagi. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi para sopir yang belum berkesempatan kembali bekerja.