377 Penyandang Disabilitas Ikuti UTBK 2025: Kesetaraan Akses Pendidikan di Indonesia
Sebanyak 377 penyandang disabilitas mengikuti UTBK 2025 di 21 lokasi seluruh Indonesia, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan akses pendidikan.

Sebanyak 377 penyandang disabilitas mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun 2025. Mereka mengikuti ujian di 21 lokasi di seluruh Indonesia, menandai langkah maju dalam inklusivitas pendidikan di Tanah Air. Ketua Umum Tim Penanggungjawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025, Eduart Wolok, mengumumkan angka tersebut dalam konferensi pers di Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan Utara, Rabu, 23 April 2025.
Rincian peserta penyandang disabilitas meliputi 70 tunanetra, 98 tunadaksa, 192 tunarungu, dan 17 tunawicara. Hal ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah untuk memberikan kesempatan yang setara bagi semua calon mahasiswa, tanpa memandang keterbatasan fisik.
Pelaksanaan UTBK 2025 ini juga menandai upaya pemerintah dalam memastikan akses pendidikan yang inklusif. Fasilitas dan akomodasi khusus disediakan untuk para peserta penyandang disabilitas, memastikan mereka dapat mengikuti ujian dengan nyaman dan adil.
Fasilitas Khusus untuk Peserta Disabilitas
Kemendikbudristek memberikan perhatian khusus pada penyediaan fasilitas bagi peserta disabilitas. Peserta tunanetra, misalnya, diberikan waktu ujian khusus pada sesi 3 (24 April 2025) pagi hari dan difasilitasi dengan alat khusus riglet. Sementara itu, peserta tunarungu dan tunawicara mengikuti ujian bersamaan dengan peserta lain, dengan dukungan fasilitas yang memadai.
Komitmen ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan ramah terhadap penyandang disabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia terus berupaya untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua warganya untuk mengakses pendidikan tinggi.
Langkah ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk mengikuti jejak dan menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif bagi penyandang disabilitas.
UTBK 2025: Satu Gelombang, 23 Sesi
UTBK 2025 diselenggarakan di 74 Pusat UTBK PTN dan 32 Sub-Pusat UTBK PTN, sembilan di antaranya berada di pulau terluar. Berbeda dari tahun sebelumnya, UTBK 2025 hanya digelar dalam satu gelombang dengan 20 sesi reguler (sesi 1-20) dan 3 sesi tambahan (sesi 21-23).
Jumlah peserta UTBK 2025 mencapai 860.975 orang. Sebagian besar, yaitu 799.230 peserta, memilih program studi sarjana sebagai pilihan pertama. Sisanya memilih program sarjana terapan (45.582 peserta) dan diploma tiga (16.164 peserta).
Jumlah kursi yang diperebutkan sesuai daya tampung SNBT adalah 259.564 kursi, terdiri dari 209.834 kursi program sarjana, 27.991 kursi program sarjana terapan, dan 21.819 kursi program diploma tiga.
Dukungan Pemerintah terhadap Akses Pendidikan Inklusif
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan, berharap UTBK ini dapat menjadi momentum bagi anak-anak Indonesia untuk menunjukkan potensi diri mereka. "SNBT ini adalah cara kita untuk memberikan peluang kepada generasi muda untuk berlatih berkompetisi, khususnya dalam bidang akademik," ujar Wamendiktisaintek Fauzan.
Partisipasi 377 penyandang disabilitas dalam UTBK 2025 menunjukkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif dan setara. Hal ini diharapkan dapat mendorong terciptanya kesempatan yang lebih luas bagi penyandang disabilitas untuk mengakses pendidikan tinggi di Indonesia.
Keberhasilan penyelenggaraan UTBK 2025 bagi penyandang disabilitas menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan dan fasilitas yang tepat, mereka dapat berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan tinggi. Ini merupakan langkah penting dalam membangun Indonesia yang lebih adil dan setara.