639 Lobster Kalsel Lolos Karantina, Siap Jadi Menu Mewah di Jakarta
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Selatan telah mensertifikasi 639 lobster untuk dikirim ke Jakarta, setelah memenuhi standar ketat keamanan dan kualitas.

Sebanyak 639 ekor lobster hidup telah berhasil melewati proses sertifikasi dan siap dikirim dari Kalimantan Selatan (Kalsel) menuju Jakarta. Proses sertifikasi ini dilakukan oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Provinsi Kalimantan Selatan di Bandara Gusti Syamsir Alam Kotabaru. Keberhasilan pengiriman ini menandai pentingnya peran karantina dalam menjaga kualitas dan keamanan produk perikanan Indonesia.
Lobster-lobster tersebut terdiri dari tiga jenis, yaitu Lobster Pakistan, Lobster Mutiara, dan Lobster Bambu. Proses pengiriman ini diawasi ketat oleh Kepala Karantina Kalsel, Erwin AM Dabuke, yang memastikan bahwa setiap lobster memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan sebelum dikirim ke pasar nasional. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga mutu ekspor komoditas perikanan Indonesia.
Proses sertifikasi ini bukan hanya sekadar pengecekan, tetapi juga memastikan keamanan pangan bagi konsumen. Lobster yang dikirim harus memenuhi sejumlah kriteria, seperti tidak sedang bertelur dan memiliki ukuran minimal tertentu. Lobster Pakistan, misalnya, harus memiliki panjang karapas di atas enam sentimeter atau berat lebih dari 150 gram per ekor. Sementara Lobster Mutiara dan Bambu harus memiliki panjang karapas di atas delapan sentimeter atau berat di atas 200 gram per ekor. Standar ketat ini menjamin kualitas lobster yang dikirim.
Lobster Kalsel: Komoditas Unggulan Pesisir Kotabaru
Lobster yang dikirim ke Jakarta merupakan hasil tangkapan nelayan lokal Kotabaru, sebuah wilayah pesisir di Kalimantan Selatan. Hal ini menunjukkan potensi besar sektor perikanan di daerah tersebut dan kontribusinya terhadap perekonomian daerah. Lobster menjadi komoditas unggulan yang mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan lokal.
Tingginya permintaan lobster di pasar nasional didorong oleh cita rasa yang khas dan kandungan gizi yang tinggi. Lobster kaya akan protein, vitamin B12, serta mineral penting seperti zinc dan selenium. Hal ini menjadikan lobster sebagai pilihan makanan bergizi yang semakin digemari masyarakat.
Popularitas lobster juga terlihat dari banyaknya restoran dan hotel yang menjadikan lobster sebagai menu andalan. Tren gaya hidup sehat yang semakin meningkat juga turut mendorong permintaan pasar terhadap makanan laut yang bergizi, termasuk lobster. Hal ini menunjukkan peluang pasar yang besar bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan di Kalsel.
"Ratusan ekor lobster ini merupakan hasil tangkapan nelayan lokal dan termasuk sebagai komoditas unggulan wilayah pesisir dari Kotabaru," ujar Erwin, Kepala Karantina Kalsel, menekankan pentingnya peran nelayan lokal dalam penyediaan lobster berkualitas.
Peran Penting Karantina dalam Menjaga Keamanan Pangan
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalsel memiliki peran krusial dalam menjamin keamanan dan kelayakan komoditas lobster yang dikirim. Petugas karantina melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan lobster bebas dari hama penyakit ikan karantina (HPIK). Pemeriksaan ini juga memastikan lobster memenuhi standar mutu dan keamanan pangan yang berlaku, sehingga aman dan layak dikonsumsi.
Dengan memastikan kualitas dan keamanan lobster, Balai Karantina Kalsel turut berkontribusi dalam meningkatkan kepercayaan pasar di daerah tujuan. Hal ini penting untuk menjaga reputasi Indonesia sebagai pemasok komoditas perikanan berkualitas tinggi. Kepercayaan pasar ini akan berdampak positif pada peningkatan ekspor dan perekonomian nasional.
Proses sertifikasi yang ketat ini menjamin bahwa konsumen di Jakarta akan menerima lobster yang berkualitas tinggi dan aman untuk dikonsumsi. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi konsumen dan mendorong pertumbuhan sektor perikanan yang berkelanjutan.
"Petugas melakukan pemeriksaan untuk memastikan komoditas lobster bebas dari hama penyakit ikan karantina (HPIK), sekaligus memenuhi standar mutu dan keamanan pangan yang berlaku sehingga nanti aman dan layak untuk dikonsumsi," jelas Erwin, menegaskan kembali komitmen karantina dalam menjaga keamanan pangan.
Dengan demikian, pengiriman 639 lobster dari Kalsel ke Jakarta bukan hanya sekadar transaksi jual beli, tetapi juga bukti nyata dari kerja keras nelayan, pengawasan ketat karantina, dan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.