7.000 Dosis Vaksin PMK Salurkan Pemkab Sumenep untuk Cegah Penyebaran
Pemkab Sumenep, Jawa Timur, mendistribusikan 7.000 dosis vaksin PMK melalui puskeswan dan petugas inseminator untuk mengatasi wabah PMK yang telah menyerang 17 sapi dan juga penyakit BEF.
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Sumenep, Jawa Timur, mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep untuk mendistribusikan 7.000 dosis vaksin. Langkah cepat ini dilakukan setelah ditemukan 17 sapi positif terjangkit PMK. Vaksin didistribusikan melalui tiga pusat kesehatan hewan (puskeswan) dan petugas inseminator di 27 kecamatan, Senin (27/1).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemkab Sumenep, Chainur Rasyid, menjelaskan pendistribusian vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyebaran PMK lebih luas. "Vaksin telah tersebar ke tiga puskeswan dan petugas mulai melakukan vaksinasi," ujarnya. Puskeswan tersebut berada di Kecamatan Ganding, Kota, dan Gayam.
Selain melalui puskeswan, vaksin juga didistribusikan melalui penyuluh dan petugas inseminator. Strategi ini dipilih untuk menjangkau seluruh wilayah, termasuk daerah kepulauan. Distribusi yang merata diharapkan mampu memberikan perlindungan optimal kepada ternak sapi milik warga.
Bukan hanya PMK, Sumenep juga menghadapi wabah penyakit sapi lainnya, yaitu Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau demam tiga hari. Gejala BEF meliputi demam tinggi (di atas 39 derajat Celcius), kehilangan nafsu makan, gemetar, leleran hidung, dan pembengkakan sendi. Penyakit ini disebabkan virus dan ditularkan melalui nyamuk.
"BEF menular antar sapi dan bisa disertai timpani atau perut kembung," tambah Rasyid. Ia pun mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan kandang dan menggunakan disinfektan guna mencegah penyebaran penyakit.
Data DKPP menunjukkan bahwa kasus PMK di Sumenep pernah terjadi pada tahun 2022 dengan 3.743 sapi positif terjangkit. Angka ini lebih rendah dibandingkan kabupaten lain di Madura; Pamekasan (5.207 ekor), Bangkalan (5.157 ekor), dan Sampang (4.630 ekor). Populasi sapi di Sumenep sendiri mencapai 352.790 ekor, dengan populasi tertinggi berada di Pulau Sapudi (13.810 ekor).
Dengan adanya penambahan vaksin ini, Pemkab Sumenep berharap dapat menekan angka penyebaran PMK dan BEF. Upaya pencegahan dan pengobatan intensif sangat krusial untuk melindungi populasi sapi di Sumenep dan menjamin ketahanan pangan daerah.
Langkah Pemkab Sumenep ini patut diapresiasi sebagai respon cepat dan tepat dalam menghadapi wabah penyakit hewan ternak. Distribusi vaksin secara merata dan edukasi kepada peternak menjadi kunci keberhasilan dalam mencegah meluasnya penyebaran penyakit.