AI Urai Kemacetan Mudik dan Deteksi Copet di KRL, Kata Wapres Gibran
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan peran penting kecerdasan buatan (AI) dalam mengatasi kemacetan lalu lintas saat mudik Lebaran dan mendeteksi copet di KRL.

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini mengungkapkan peran signifikan kecerdasan buatan (AI) dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam mengatasi permasalahan lalu lintas dan kejahatan. Pernyataan ini disampaikan saat beliau menghadiri acara 'Creative Job Opportunity with AI' di Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Gibran mencontohkan keberhasilan pemanfaatan AI dalam mengurai kemacetan selama arus mudik Lebaran. Meskipun terjadi peningkatan jumlah kendaraan, arus mudik tahun ini terpantau lebih lancar. Hal ini, menurutnya, tak lepas dari peran AI yang digunakan PT Jasa Marga untuk memantau lalu lintas di ruas-ruas tol. Sistem AI ini memungkinkan petugas untuk mengambil kebijakan seperti penerapan sistem satu arah atau contra flow secara lebih efektif dan efisien.
Lebih lanjut, Gibran juga menyebutkan penurunan angka kecelakaan lalu lintas selama mudik tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, yang juga dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi AI dalam pengelolaan lalu lintas.
Penerapan AI di Sektor Transportasi
Salah satu contoh nyata penerapan AI yang diungkap Gibran adalah di PT Kereta Api Indonesia (KAI). Sistem pengawasan di KRL kini dilengkapi dengan kamera canggih berteknologi AI yang memiliki kemampuan pengenalan wajah atau face recognition. Teknologi ini terbukti efektif dalam mendeteksi dan mengidentifikasi pelaku kejahatan, seperti copet, di dalam kereta.
"Ada yang naik KRL enggak? Di situ ada kamera canggih pakai AI juga, bisa ada face recognition. Ini kalau ada copet atau apa, ketahuan gitu," ujar Wapres Gibran.
Penerapan AI ini menunjukkan potensi besar teknologi tersebut dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang KRL.
AI: Bukan Pengganti Manusia, Melainkan Pendorong Produktivitas
Gibran menegaskan bahwa AI bukanlah teknologi yang akan menggantikan peran manusia. Sebaliknya, AI berperan sebagai alat bantu yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pekerjaan. Beliau menekankan bahwa manusia yang tidak mampu memanfaatkan AI akan tertinggal dalam persaingan.
Dalam konteks ini, Gibran mengapresiasi kreativitas mahasiswa Binus yang telah mengembangkan berbagai inovasi dengan memanfaatkan teknologi AI, seperti alat pendeteksi kantuk dan game berbasis AI. Hal ini menunjukkan potensi besar sumber daya manusia Indonesia dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi AI untuk kemajuan bangsa.
Kesimpulan
Penerapan AI dalam berbagai sektor, seperti lalu lintas dan keamanan transportasi, telah menunjukkan hasil yang positif. Ke depannya, pemanfaatan AI diharapkan dapat terus dikembangkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Penting bagi generasi muda untuk siap memanfaatkan teknologi ini agar tetap kompetitif di masa depan.