Anak Bos Rental Tolak Permintaan Maaf Terdakwa Kasus Penembakan
Anak-anak almarhum Ilyas Abdurrahman, bos rental mobil yang ditembak, menolak permintaan maaf dari terdakwa kasus penembakan tersebut sebelum persidangan selesai dan keadilan ditegakkan.

Jakarta, 18 Februari 2024 - Sidang lanjutan kasus penembakan Ilyas Abdurrahman, bos rental mobil, di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, menyita perhatian publik. Agam Muhammad Nasrudin dan Rizky Agam Syahputra, anak-anak korban, menolak permintaan maaf yang disampaikan oleh ketiga terdakwa, oknum TNI AL, melalui penasihat hukum mereka.
Penolakan Permintaan Maaf
Permintaan maaf tersebut diajukan di tengah persidangan. Namun, Agam Muhammad Nasrudin, salah satu saksi sekaligus anak korban, dengan tegas menyatakan penolakannya. "Setelah perkara ini selesai, baru boleh minta maaf yang mulia. Karena korbannya bukan kami saja yang mulia, banyak saudara-saudara yang dikuliahkan ayah saya, yang disekolahkan ayah saya yang menjadi korban yang mulia," tegas Agam.
Sikap tegas ini menunjukkan bahwa bagi keluarga korban, permintaan maaf tidak cukup untuk menghapuskan dampak dari peristiwa tragis tersebut. Mereka menekankan pentingnya proses hukum berjalan hingga tuntas, memberikan keadilan bagi semua pihak yang terdampak, tidak hanya keluarga inti.
Kronologi Permintaan Maaf di Persidangan
Hakim Ketua Letnan Kolonel Chk Arif Rachman menanyakan kepada Agam dan Rizky apakah mereka pernah bertemu para terdakwa sebelum persidangan. Keduanya menjawab belum pernah bertemu. Setelah hakim menjelaskan maksud permintaan maaf tersebut, Agam menjelaskan alasan penolakannya. Hakim Ketua Arif Rachman juga menekankan bahwa permintaan maaf tidak menghapuskan tindak pidana yang dilakukan para terdakwa.
Perlu ditekankan bahwa permintaan maaf dari terdakwa merupakan inisiatif mereka dan disampaikan melalui jalur resmi persidangan. Hakim memastikan bahwa proses hukum tetap berjalan sesuai prosedur dan permintaan maaf tidak akan mempengaruhi proses penegakan hukum.
Terdakwa dan Dakwaan
Ketiga terdakwa, Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, dan Sersan Satu Rafsin Hermawan, didakwa melakukan penadahan terkait kasus penembakan yang terjadi di Rest Area KM45, Tol Tangerang-Merak pada 2 Januari 2024. Dua terdakwa, Bambang Apri Atmojo dan Akbar Adli, juga didakwa melanggar pasal 340 KUHP Jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP terkait pembunuhan berencana.
Sidang dipimpin oleh Hakim Ketua Letnan Kolonel Chk Arif Rachman, dengan Hakim Anggota Letnan Kolonel Chk Nanang Subeni dan Letnan Kolonel Chk Gatot Sumarjono. Oditur Militer dari Oditurat Militer II-07 Jakarta yang menangani perkara ini adalah Mayor Korps Hukum (Chk) Gori Rambe, Mayor Chk Mohammad Iswadi, dan Mayor Chk Wasinton Marpaung.
Kesimpulan
Kasus penembakan ini menyoroti pentingnya proses hukum yang adil dan tuntas. Sikap anak-anak korban yang menolak permintaan maaf sebelum persidangan selesai menunjukkan tekad mereka untuk mencari keadilan bagi almarhum Ilyas Abdurrahman dan semua pihak yang menjadi korban. Proses hukum akan terus berjalan untuk mengungkap kebenaran dan memberikan sanksi yang sesuai dengan perbuatan para terdakwa.