Angkutan Lebaran Gratis Banyumas: Bentuk Kepedulian Pemerintah dan Harapan untuk Ke Depan
Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, mengungkapkan program angkutan mudik dan balik gratis sebagai wujud kepedulian pemerintah, sekaligus membahas kendala dan harapan untuk peningkatan program di masa mendatang.

Purwokerto, Jawa Tengah, 5 April 2025 - Pemerintah Kabupaten Banyumas menunjukkan kepedulian nyata terhadap masyarakatnya melalui program angkutan mudik dan balik Lebaran gratis. Program ini bertujuan meringankan beban masyarakat yang ingin merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung halaman dan kembali ke tempat kerja setelahnya. Pelaksanaan program ini melibatkan Kementerian Perhubungan dan berlangsung di Terminal Bus Tipe A Bulupitu, Purwokerto.
Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memastikan akses transportasi terjangkau bagi semua warga, terutama saat biaya transportasi cenderung meningkat selama periode Lebaran. "Ini adalah salah satu upaya untuk memastikan bahwa semua orang dapat merayakan Lebaran bersama keluarga tanpa harus khawatir dengan biaya transportasi yang relatif meningkat pada saat-saat seperti ini," ungkap Bupati Sadewo.
Selain itu, program ini juga diharapkan dapat membantu mengurangi kepadatan lalu lintas selama musim mudik dan balik Lebaran. Pemerintah mendorong masyarakat untuk memanfaatkan moda transportasi umum seperti bus dan kereta api, guna menciptakan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Program Angkutan Balik Gratis dan Tantangannya
Pada acara pelepasan angkutan balik gratis, Bupati Banyumas menyampaikan bahwa sebanyak delapan unit bus disediakan untuk rute Purwokerto-Jakarta dan sekitarnya. Namun, tidak semua bus terisi penuh oleh pemudik yang kembali ke tempat kerja. Bupati mengakui perlunya perbaikan sosialisasi program ini untuk tahun mendatang. "Mungkin wara-wara-nya kurang. Mungkin tahun depan akan kita perbaiki supaya kalau Kementerian Perhubungan mengadakan mudik gratis bersinergi dengan kita, di Jakarta kan banyak komunitas-komunitas, paguyuban-paguyuban orang Banyumas Raya," jelasnya.
Bupati berharap adanya sinergi yang lebih baik dengan komunitas dan paguyuban di perantauan untuk mensosialisasikan program ini. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah peserta dan memaksimalkan penggunaan armada yang tersedia. Ia juga menekankan pentingnya semangat baru setelah berkumpul dengan keluarga di kampung halaman untuk meraih kesuksesan di masa mendatang.
Meskipun terdapat kendala dalam hal jumlah peserta, program ini tetap memberikan dampak positif bagi masyarakat. Salah seorang pemudik, Rustam, yang kembali ke Depok, mengaku sangat terbantu dengan program ini. Ia menyebutkan bahwa biaya transportasi pulang pergi tanpa program ini akan mencapai Rp2,8 juta untuk keluarganya.
Solusi untuk Peningkatan Program di Masa Mendatang
Rustam juga menyoroti adanya kursi kosong di dalam bus meskipun kuota pendaftaran tertera penuh. Ia menduga hal ini disebabkan oleh adanya pihak-pihak yang mendaftar hanya untuk mengamankan tiket tanpa niat untuk berangkat. Oleh karena itu, ia menyarankan agar ke depannya, sistem pendaftaran dapat ditingkatkan dengan mekanisme deposit sebagai jaminan kehadiran.
Deposit tersebut, misalnya sebesar Rp50.000 atau Rp100.000, akan dikembalikan kepada peserta yang berangkat. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir kursi kosong dan memastikan tiket dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan. "Kalau ada deposit kan dia mau berangkat, kalau enggak berangkat ya duit hilang 'kan sayang walaupun cuma Rp50 ribu atau Rp100 ribu, biar tidak terjadi kekosongan-kekosongan seperti ini," ujar Rustam.
Usulan ini menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya perbaikan sistem agar program angkutan Lebaran gratis dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Dengan adanya evaluasi dan perbaikan, program ini diharapkan dapat semakin membantu masyarakat dalam merayakan Lebaran dan kembali ke tempat kerja dengan nyaman dan hemat.
Program angkutan Lebaran gratis ini merupakan bukti nyata kepedulian pemerintah terhadap masyarakatnya. Namun, keberhasilan program ini juga bergantung pada sinergi antar lembaga dan partisipasi aktif masyarakat. Dengan perbaikan dan evaluasi yang berkelanjutan, program ini dapat menjadi solusi transportasi yang lebih baik di masa mendatang.