Antisipasi Kemarau Mataram: BPBD Pastikan Logistik Aman, Siap Hadapi Puncak September 2025
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram telah memastikan ketersediaan logistik untuk antisipasi kemarau Mataram 2025, termasuk air bersih dan tenda.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, secara proaktif telah memastikan ketersediaan berbagai logistik penting untuk mengantisipasi dampak musim kemarau tahun ini. Kesiapan ini menjadi krusial mengingat prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan puncak kemarau akan terjadi pada bulan September 2025. Langkah antisipasi ini diambil untuk meminimalisir potensi risiko yang mungkin timbul.
Meskipun Kota Mataram belum pernah mengalami dampak kemarau panjang yang signifikan, Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram, Ahmad Muzaki, menyoroti potensi penurunan debit air yang bisa terjadi. Penurunan ini diperkirakan akan mempengaruhi baik pasokan air sumur warga maupun air bersih yang didistribusikan oleh Perusahaan Terbatas Air Minum (PTAM) Giri Menang (Perseroda). Situasi ini memerlukan perhatian khusus dan perencanaan yang matang dari pihak berwenang.
Untuk mengatasi potensi kekurangan air bersih, BPBD Kota Mataram telah menjalin kerja sama strategis dengan PTAM Giri Menang. Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan distribusi air bersih dapat dilakukan secara efektif ke wilayah-wilayah yang mengalami penurunan debit air. Selain itu, BPBD juga menyiapkan logistik lain seperti tenda dan terpal sebagai bagian dari mitigasi bencana secara menyeluruh.
Kesiapan Logistik Air Bersih Hadapi Kekeringan
Dalam upaya antisipasi kemarau Mataram, BPBD Kota Mataram telah menyiapkan dua unit tangki air bersih, masing-masing berkapasitas 2.500 liter. Tangki-tangki ini akan menjadi tulang punggung dalam penyaluran air ke area yang membutuhkan. Penurunan debit air sumur dan pasokan dari PTAM biasanya terjadi di wilayah bagian timur Kota Mataram, khususnya di area perbatasan dengan Kabupaten Lombok Barat, yang menjadi fokus utama distribusi.
Tidak hanya wilayah perbatasan, BPBD juga berencana mendistribusikan air bersih ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Bintaro dan hunian sementara (huntara) Mapak. Kedua lokasi ini berada di dekat pantai, yang menyebabkan air tanah di sana cenderung payau dan tidak layak konsumsi. Distribusi air bersih ke lokasi ini menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang tinggal di sana.
Hingga saat ini, Ahmad Muzaki menyatakan bahwa belum ada laporan resmi dari masyarakat terkait kekurangan air. Ini mengindikasikan bahwa kebutuhan air untuk mandi, mencuci, memasak, serta irigasi pertanian di Kota Mataram masih dalam kondisi aman terkendali. Namun, kewaspadaan tetap dijaga mengingat prediksi puncak kemarau yang akan datang.
Waspada Potensi Bencana Kebakaran Selama Kemarau
Selain masalah kekurangan air, potensi bencana lain yang perlu diwaspadai masyarakat saat musim kemarau adalah kebakaran. Bencana kebakaran seringkali terjadi akibat kelalaian manusia, baik karena arus pendek listrik, kompor yang tidak diawasi, atau penyebab lainnya. Kondisi kering selama kemarau membuat api lebih mudah menyebar dan sulit dikendalikan, sehingga meningkatkan risiko kerugian.
BPBD Kota Mataram secara tegas mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi bencana, terutama kebakaran. Langkah-langkah pencegahan seperti memeriksa instalasi listrik secara berkala, memastikan kompor mati setelah digunakan, dan tidak membakar sampah sembarangan, menjadi sangat krusial. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat adalah kunci dalam mencegah terjadinya bencana.
Peningkatan suhu dan kondisi kering selama musim kemarau dapat memperparah dampak kebakaran, terutama di area yang memiliki banyak vegetasi kering. Oleh karena itu, koordinasi antara BPBD, pemadam kebakaran, dan masyarakat menjadi esensial untuk respons cepat jika terjadi insiden. Kesiapan logistik seperti tenda dan terpal yang telah disiapkan BPBD juga dapat digunakan untuk penanganan pasca-kebakaran jika diperlukan.