BPBD Lombok Tengah Siap Antisipasi Kemarau 2025: 350 Tangki Air Bersih Disiapkan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah menyiapkan 350 tangki air bersih untuk menghadapi musim kemarau 2025 yang diperkirakan puncaknya terjadi pada Juni-Agustus.

Lombok Tengah, 23 April 2024 (ANTARA) - Musim kemarau 2025 sudah di depan mata. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), bergerak cepat dengan menyiapkan langkah antisipasi. Antisipasi ini difokuskan pada ketersediaan air bersih bagi masyarakat yang berpotensi mengalami kekurangan air selama musim kemarau nanti. Kepala BPBD Lombok Tengah, Ridwan Maruf, telah mengumumkan kesiapan tersebut pada Rabu lalu.
Menurut Ridwan Maruf, BPBD Lombok Tengah telah menyiapkan sebanyak 350 tangki air bersih. Jumlah ini diharapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di wilayah-wilayah yang rentan kekeringan. Persiapan ini dilakukan berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi berkurangnya curah hujan di NTB seiring peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Meskipun hingga saat ini belum ada permintaan air bersih dari masyarakat, BPBD Lombok Tengah tetap siaga. Langkah antisipasi ini dinilai penting mengingat prediksi puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada bulan Juni hingga Agustus 2025. BPBD mengimbau masyarakat untuk turut serta melakukan antisipasi dengan cara membuat penampungan air sendiri.
Wilayah Rawan Kekeringan dan Imbauan Kesiapsiagaan
Beberapa kecamatan di Lombok Tengah telah diidentifikasi sebagai wilayah rawan kekeringan selama musim kemarau. Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, dan Janapria. Masyarakat di daerah-daerah ini diimbau untuk lebih waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi kekurangan air.
BPBD Lombok Tengah menegaskan kesiapannya untuk menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan. Masyarakat diimbau untuk segera melapor ke BPBD jika mengalami kesulitan akses air bersih. Kerjasama dan kesiapsiagaan bersama dinilai penting untuk meminimalisir dampak buruk musim kemarau.
Selain kesiapan BPBD, masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi lain yang mungkin terjadi selama musim peralihan dan kemarau. Hal ini disampaikan oleh Prakirawan BMKG NTB, Angga Permana. Angga mengingatkan potensi hujan lebat disertai angin kencang, banjir, dan tanah longsor.
Prakiraan BMKG: IOD dan ENSO Netral
BMKG telah melakukan monitoring terhadap Indeks Osilasi Dipole Indian Ocean (IOD) dan El Nino Southern Oscillation (ENSO). Hasil monitoring menunjukkan bahwa IOD berada pada kategori netral dengan indeks 0.85. Kondisi netral ini diprediksi akan berlanjut hingga semester kedua tahun 2025.
Sementara itu, anomali Suhu Muka Laut (SML) di wilayah Nino3.4 menunjukkan indeks sebesar 0.013. Kondisi ini mengindikasikan ENSO netral dan juga diprediksi akan tetap netral hingga semester kedua tahun 2025. Informasi ini penting untuk membantu masyarakat dan pemerintah dalam melakukan antisipasi menghadapi dampak cuaca yang mungkin terjadi.
Kesimpulannya, kesiapan BPBD Lombok Tengah dengan menyediakan 350 tangki air bersih merupakan langkah proaktif yang patut diapresiasi. Namun, kesiapsiagaan juga harus dilakukan oleh masyarakat dengan cara membuat penampungan air dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi lainnya. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat krusial dalam menghadapi musim kemarau 2025.