Antisipasi Puncak Arus Mudik: Skema Buka Tutup Jalur Nagreg Disiapkan
Jalur Nagreg, penghubung Bandung-Garut-Tasikmalaya, menerapkan skema buka tutup untuk mengantisipasi puncak arus mudik Lebaran 2025 yang diperkirakan terjadi pada 29-30 Maret.

Puncak arus mudik Lebaran 2025 diperkirakan terjadi pada Jumat hingga Minggu, 29-30 Maret 2025. Untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan di Jalur Nagreg, penghubung Bandung, Garut, dan Tasikmalaya, pihak terkait menyiapkan skema buka tutup jalur. Langkah ini diambil untuk memastikan kelancaran arus mudik dan mencegah kemacetan parah, khususnya di titik-titik rawan macet seperti Jalan Cagak Nagreg.
Koordinator Humas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung, Ruddy Heryadi, menjelaskan bahwa pihaknya telah berkolaborasi dengan kepolisian dari tiga wilayah (Kabupaten Bandung, Garut, dan Tasikmalaya), serta Dinas Perhubungan Garut dan Tasikmalaya. Mereka telah mempersiapkan petugas dan peralatan seperti *traffic cone* dan *water barrier* untuk mendukung rekayasa lalu lintas. "Kami koordinasi dengan pihak-pihak terkait, sesuai tugas kami untuk menopang dan membantu pelaksanaan rekayasa lalu lintas ketika kepadatan kendaraan mengalami peningkatan ataupun terjadi *stuck*, khususnya yang menuju jantung kemacetan yakni di jalan cagak Nagreg," ujar Ruddy.
Rekayasa lalu lintas yang diterapkan akan berfokus pada sistem satu arah atau buka tutup di percabangan jalur Nagreg menuju Garut dan Tasikmalaya. Sistem ini akan diaktifkan jika volume kendaraan di salah satu jalur mengalami peningkatan signifikan. "Jadi ketika jalur ke Garut penuh seperti ada kepadatan tinggi di Leles atau Kadungora maka arus dibuang ke Tasikmalaya. Dan jika jalur Tasikmalaya penuh seperti ketika Limbangan dan Malangbong sudah *full* dan gak kuat maka dialihkan ke jalur Garut seperti itu. Skema ini memerlukan fasilitas dan perlengkapan yang cukup dan insyaallah kami sudah mempersiapkan," jelasnya.
Antisipasi Kemacetan di Jalur Nagreg
Data dari Dishub Kabupaten Bandung mencatat hingga pukul 12.00 WIB pada Jumat, 29 Maret 2025, sebanyak 67.916 unit kendaraan telah melewati jalur Nagreg menuju Garut dan Tasikmalaya. Jumlah ini diperkirakan akan melampaui jumlah kendaraan pada hari sebelumnya, yaitu 74.799 unit hingga pukul 24.00 WIB pada 27 Maret 2025. Antisipasi kemacetan menjadi sangat penting mengingat prediksi peningkatan volume kendaraan yang signifikan selama puncak arus mudik.
Skema buka tutup jalur akan diterapkan secara dinamis, bergantung pada kondisi kepadatan lalu lintas di lapangan. Petugas akan memantau secara ketat situasi di sepanjang jalur Nagreg dan melakukan penutupan sementara jika diperlukan untuk mengalihkan arus kendaraan ke jalur alternatif yang masih lengang. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kemacetan yang berkepanjangan dan memastikan kelancaran perjalanan para pemudik.
Selain skema buka tutup, berbagai upaya lain juga dilakukan untuk memastikan kelancaran arus mudik di jalur Nagreg. Koordinasi yang intensif antar instansi terkait, kesiapan petugas lapangan, dan ketersediaan peralatan pendukung menjadi kunci keberhasilan dalam mengelola arus lalu lintas selama puncak mudik Lebaran 2025. Pihak berwenang berharap dengan langkah-langkah ini, perjalanan mudik para pemudik dapat berjalan lancar dan aman.
Pada H-3 Lebaran 2025, dilaporkan terjadi kemacetan hingga 5 kilometer di jalur dari Cileunyi menuju Nagreg, dengan arus lalu lintas yang cenderung merayap. Kondisi ini menjadi indikasi awal tingginya volume kendaraan yang akan melewati jalur Nagreg selama puncak arus mudik.
Dengan adanya antisipasi dan persiapan yang matang, diharapkan puncak arus mudik di jalur Nagreg dapat diatasi dengan baik dan para pemudik dapat sampai ke tujuan dengan lancar dan aman. Kerjasama dan koordinasi yang baik antar instansi terkait sangat penting untuk keberhasilan manajemen lalu lintas ini.