ASEAN+3 Perkuat Komitmen Jaga Stabilitas Ekonomi Regional
Pertemuan AFMGM+3 di Milan tegaskan komitmen bersama menjaga stabilitas ekonomi kawasan melalui penguatan CMIM, kerja sama pembiayaan regional, dan peningkatan kapasitas fiskal.

Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 ke-28 (AFMGM+3) di Milan, Italia, pada 4 Mei 2024, menghasilkan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan integrasi serta ketahanan kawasan ASEAN+3. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari negara-negara ASEAN, Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, mewakili Indonesia dalam pertemuan tersebut, menekankan pentingnya langkah-langkah konkret untuk menghadapi tantangan ekonomi global.
Sejumlah inisiatif penting dibahas dan disepakati dalam pertemuan tersebut. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat fondasi ekonomi regional dan meningkatkan kemampuan kawasan dalam menghadapi guncangan ekonomi global yang semakin kompleks. Salah satu fokus utama adalah penguatan kerja sama regional dalam hal pembiayaan, khususnya melalui mekanisme yang sudah ada dan perlu ditingkatkan.
Pertemuan AFMGM+3 juga menekankan pentingnya sinergi kebijakan fiskal dan moneter antar negara anggota. Hal ini dinilai krusial untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan menciptakan lingkungan investasi yang kondusif. Komitmen ini mencerminkan kesadaran bersama akan pentingnya kolaborasi dan koordinasi untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin tidak menentu.
Penguatan Kerangka Kerja CMIM dan Kerja Sama Pembiayaan Regional
Salah satu poin utama dalam pertemuan AFMGM+3 adalah penguatan struktur pendanaan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM). Amendemen perjanjian CMIM akan difokuskan pada operasionalisasi Rapid Financing Facility (RFF) untuk meningkatkan respons terhadap krisis ekonomi regional. Langkah ini sejalan dengan dukungan Bank Indonesia terhadap kerangka CMIM yang lebih responsif dan fleksibel.
Selain itu, ASEAN+3 juga berkomitmen untuk memperkuat kerja sama pembiayaan regional melalui berbagai inisiatif. Peningkatan kapasitas fiskal melalui ASEAN+3 Fiscal Policy Exchange dan pengembangan pasar keuangan melalui Asian Bond Markets Initiatives (ABMI) juga menjadi bagian penting dari upaya ini. Semua inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi regional terhadap berbagai risiko.
Penguatan kapasitas ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) juga menjadi fokus utama. AMRO berperan penting dalam mendukung resiliensi kawasan melalui analisis ekonomi dan rekomendasi kebijakan yang tepat. Dengan kapasitas yang lebih kuat, AMRO diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih efektif dalam menjaga stabilitas ekonomi regional.
Sinergi Kebijakan Fiskal dan Moneter
Pertemuan AFMGM+3 menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter. Bank Indonesia menyampaikan respons kebijakannya dalam menghadapi tantangan saat ini melalui penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Hal ini sejalan dengan pandangan Kementerian Keuangan Indonesia yang menekankan pentingnya sinergi kebijakan fiskal dan moneter.
Sinergi ini dianggap krusial untuk menciptakan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan. Koordinasi yang erat antara kebijakan fiskal dan moneter akan membantu negara-negara ASEAN+3 dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi, termasuk volatilitas pasar keuangan global dan potensi krisis ekonomi.
Komitmen untuk meningkatkan sinergi kebijakan fiskal dan moneter ini merupakan langkah penting dalam membangun ketahanan ekonomi regional. Dengan koordinasi yang baik, negara-negara ASEAN+3 dapat lebih efektif dalam mengelola risiko ekonomi dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pentingnya Kolaborasi Global
Dalam konteks memperkuat stabilitas keuangan kawasan, ASEAN+3 juga menekankan pentingnya mempererat sinergi antara CMIM dengan International Monetary Fund (IMF). Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat efektivitas jaring pengaman keuangan global dan meningkatkan kemampuan kawasan dalam menghadapi krisis ekonomi internasional.
Kerja sama internasional menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi global. Dengan memperkuat kerja sama dengan lembaga keuangan internasional seperti IMF, ASEAN+3 dapat meningkatkan akses terhadap sumber daya keuangan dan dukungan teknis dalam menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks.
Pertemuan AFMGM+3 juga membahas isu-isu strategis lainnya, seperti pembaruan Strategic Directions of the ASEAN+3 Finance Process, penguatan kerangka kerja Disaster Risk Financing Initiative (DRFI), dan identifikasi ASEAN+3 Future Initiatives. Semua ini menunjukkan komitmen ASEAN+3 untuk terus meningkatkan kerja sama ekonomi dan keuangan regional.
Pertemuan AFMGM+3 ke-29 akan diselenggarakan di Samarkand, Uzbekistan pada tahun 2026, yang akan dipimpin oleh Filipina dan Jepang sebagai Co-Chairs ASEAN+3 berikutnya.