Bahlil Usul Proyek Kilang Minyak dan Penyimpanan BBM ke Presiden Prabowo
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengusulkan pembangunan proyek kilang minyak dan peningkatan kapasitas penyimpanan BBM kepada Presiden Prabowo untuk mencapai ketahanan energi nasional.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bapak Bahlil Lahadalia, baru-baru ini mengajukan proposal pembangunan fasilitas penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) dan kilang minyak baru kepada Presiden Prabowo Subianto. Usulan ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada impor BBM.
Pengusulan ini disampaikan langsung oleh Bapak Bahlil pada Rabu di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta. Beliau menekankan pentingnya peningkatan kapasitas penyimpanan BBM nasional yang saat ini hanya mampu memenuhi kebutuhan selama 21 hari. Targetnya adalah meningkatkan kapasitas penyimpanan hingga mencapai 30 hari guna menghadapi potensi kekurangan pasokan di masa mendatang.
Selain peningkatan kapasitas penyimpanan BBM, Bapak Bahlil juga mengusulkan pembangunan kilang minyak baru. Hal ini didorong oleh keinginan pemerintah untuk mengolah minyak mentah Indonesia di dalam negeri, bukan mengekspornya dalam bentuk mentah untuk diolah di negara lain. Dengan adanya kilang minyak dalam negeri, diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor BBM dan meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam domestik.
Proyek Strategis Nasional dan Peran Dana Kemakmuran
Usulan proyek kilang minyak dan peningkatan kapasitas penyimpanan BBM ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengembangkan proyek-proyek strategis nasional. Presiden Prabowo Subianto, dalam sambutannya pada peluncuran Danantara (dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund Indonesia) pada Senin, 24 Februari 2024, telah menyatakan bahwa Danantara akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS. Dana ini akan diprioritaskan untuk 20 proyek strategis, termasuk hilirisasi sumber daya alam, pembangunan pusat data, dan energi terbarukan.
Presiden Prabowo menyebutkan bahwa gelombang pertama investasi senilai 20 miliar dolar AS akan dialokasikan untuk proyek-proyek strategis tersebut. Proyek kilang minyak termasuk di dalam daftar prioritas ini, menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Dengan adanya pendanaan yang signifikan dari Danantara, diharapkan proyek kilang minyak dan peningkatan kapasitas penyimpanan BBM dapat segera direalisasikan.
"Impor kita ini kan terhadap minyak banyak sekali, maka kami mendorong untuk membangun refinery. Tujuannya apa? Agar kita mempunyai cadangan dan minyaknya langsung dari kita. Ini butuh investasi besar," jelas Bapak Bahlil Lahadalia mengenai urgensi pembangunan kilang minyak dalam negeri.
Ketahanan Energi dan Kemandirian Ekonomi
Pembangunan kilang minyak dan peningkatan kapasitas penyimpanan BBM merupakan langkah penting dalam mewujudkan ketahanan energi dan kemandirian ekonomi Indonesia. Dengan mengurangi ketergantungan pada impor BBM, Indonesia dapat lebih stabil menghadapi fluktuasi harga minyak dunia dan memastikan pasokan BBM yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Proyek ini juga akan menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor hilir migas.
Melalui kemitraan strategis antara BUMN, swasta, dan UMKM, diharapkan proyek ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi perekonomian Indonesia. Presiden Prabowo berharap Danantara dapat menjadi katalis dalam mewujudkan kemitraan tersebut dan mendorong investasi di berbagai sektor strategis, termasuk infrastruktur, energi terbarukan, dan pendidikan.
Dengan adanya komitmen pemerintah yang kuat dan dukungan pendanaan yang memadai, proyek kilang minyak dan peningkatan kapasitas penyimpanan BBM ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan energi nasional dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Peningkatan kapasitas penyimpanan BBM dari 21 hari menjadi 30 hari merupakan langkah strategis untuk menghadapi potensi gangguan pasokan dan memastikan stabilitas harga BBM di dalam negeri. Proyek ini juga akan memberikan rasa aman dan kepastian pasokan energi bagi masyarakat Indonesia.