Indonesia Belanja Modal dari AS untuk Bangun Kilang Minyak, Strategi Hilirisasi dan Seimbangkan Perdagangan
Kementerian ESDM berencana belanja modal hingga 10 miliar dolar AS dari Amerika Serikat untuk membangun kilang minyak, sebagai bagian dari strategi hilirisasi dan menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara.

Jakarta, 28 April 2024 - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bapak Bahlil Lahadalia, mengumumkan rencana belanja modal senilai 8-10 miliar dolar AS dari Amerika Serikat (AS) untuk pembangunan kilang minyak di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari strategi hilirisasi sektor energi dan upaya menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia dan AS. Pembangunan kilang minyak ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengolahan minyak mentah domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar jadi.
Menurut Menteri Bahlil, pembelian barang modal dari AS untuk pembangunan kilang minyak ini merupakan bagian integral dari program hilirisasi. "Yang juga kami lakukan adalah pembelian terhadap beberapa barang modal yang ada dari AS untuk melakukan pembangunan refinery (kilang minyak)," jelasnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta.
Langkah ini juga sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan impor minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM), dan LPG dari AS. Tujuannya adalah untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia terhadap AS yang mencapai sekitar 14,6 miliar dolar AS, bahkan menurut AS sendiri mencapai 17,9 miliar dolar AS.
Hilirisasi Minyak dan Neraca Perdagangan
Pembangunan kilang minyak dengan investasi dari AS merupakan langkah strategis dalam mendorong hilirisasi sektor minyak dan gas di Indonesia. Hilirisasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Investasi dari AS diharapkan dapat mempercepat realisasi proyek kilang minyak ini.
Selain pembangunan kilang minyak, impor minyak mentah, BBM, dan LPG dari AS juga diharapkan dapat membantu menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara. Defisit perdagangan yang cukup besar antara Indonesia dan AS menjadi perhatian pemerintah, dan impor dari AS diharapkan dapat mengurangi defisit tersebut secara signifikan.
Menteri Bahlil juga menekankan bahwa rencana kerja sama mineral kritis dengan AS masih dalam tahap perencanaan dan belum dibahas secara resmi oleh Kementerian ESDM. Fokus saat ini tertuju pada upaya menyeimbangkan neraca perdagangan melalui impor dan investasi dari AS.
Negosiasi Tarif dan Kerja Sama Bilateral
Langkah Indonesia untuk meningkatkan impor dari AS dan melakukan investasi di sektor energi juga berkaitan dengan negosiasi tarif resiprokal yang dilakukan sebelumnya. Presiden telah menugaskan beberapa menteri untuk melakukan negosiasi dengan pihak AS terkait tarif perdagangan.
Delegasi Indonesia, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, telah melakukan pertemuan dengan pejabat perdagangan AS untuk membahas hal ini. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua negara dan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.
Dengan adanya investasi dari AS dalam pembangunan kilang minyak, diharapkan Indonesia dapat memperkuat sektor energinya, meningkatkan ketahanan energi nasional, dan sekaligus menyeimbangkan neraca perdagangan dengan AS.
Kesimpulan: Rencana belanja modal dari AS untuk pembangunan kilang minyak di Indonesia merupakan langkah penting dalam strategi hilirisasi dan upaya menyeimbangkan neraca perdagangan. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi kedua negara.