Banjir Bantul: Bendungan Sungai Progo Jebol, Kerusakan Mencapai Rp1,5 Miliar
Banjir di Bantul pada 26 Januari menyebabkan jebolnya bendungan Sungai Progo di Srandakan, mengakibatkan kerusakan mencapai Rp1,5 miliar dan membutuhkan pembangunan ulang.

Banjir yang melanda Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada Minggu, 26 Januari 2024, mengakibatkan jebolnya bendungan Sungai Progo di Kelurahan Trimurti, Srandakan. Peristiwa ini menyebabkan kerusakan signifikan dan menimbulkan kekhawatiran akan dampak lebih lanjut.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanto, menyatakan bahwa kerusakan bendungan cukup parah. Panjang kerusakan mencapai 160 meter dengan lebar 35 meter. Selain itu, talud sepanjang 25 meter dan setinggi 10 meter ikut hanyut terbawa arus sungai yang deras. Kerusakan ini menjadi perhatian serius karena berpotensi menyebabkan longsor susulan dan mengancam konstruksi jembatan Srandakan.
Menurut Agus Yuli Herwanto, estimasi kerugian akibat kerusakan bendungan dan potensi kerusakan jembatan Srandakan ditaksir mencapai Rp1,5 miliar. Angka ini merupakan perkiraan awal dan bisa saja berubah setelah dilakukan assesmen lebih lanjut oleh pihak terkait, yaitu Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).
Jebolnya bendungan pertama kali diketahui sekitar pukul 06.00 WIB pada Minggu pagi. Seorang warga yang sedang memancing di sekitar lokasi melihat kejadian tersebut dan langsung melapor ke BPBD Bantul. Kejadian ini langsung ditindaklanjuti oleh BPBD dan BBWSSO.
Meskipun tidak ada kendala berarti dalam penanganan awal, perbaikan bendungan Sungai Progo membutuhkan pembangunan ulang. Sebagai langkah antisipasi, pihak berwenang telah memasang garis polisi di sekitar lokasi untuk mencegah warga mendekat karena adanya potensi bahaya longsoran tanah di area tersebut.
Agus Yuli Herwanto juga menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat. Mengingat potensi cuaca ekstrem dan banjir masih tinggi, ia mengimbau masyarakat untuk selalu berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), dan lembaga terkait lainnya.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya memperhatikan infrastruktur penahan banjir, terutama di daerah rawan bencana. Langkah-langkah mitigasi dan antisipasi harus ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Pembangunan ulang bendungan Sungai Progo menjadi prioritas utama untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan melindungi warga sekitar.
BPBD Bantul terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan dan keamanan masyarakat. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.