Banjir Cianjur: 1.100 Rumah Terdampak, 12 Rusak Berat
Banjir di empat kecamatan Cianjur mengakibatkan 1.100 rumah terdampak, 12 di antaranya rusak berat; pemerintah setempat mendirikan posko bantuan dan menargetkan bantuan untuk rumah-rumah yang rusak.

Banjir yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 29 April 2024 telah mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap 1.100 rumah di empat kecamatan. Kecamatan Cianjur, Karangtengah, Sukaluyu, dan Mande menjadi wilayah yang paling terdampak, dengan 12 rumah mengalami kerusakan berat. Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan dan mendorong pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah-langkah penanganan dan bantuan bagi para korban.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmanawijaya, menyatakan bahwa rumah-rumah yang rusak akan diajukan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah. Proses pendataan dan verifikasi kerusakan sedang dilakukan untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran. "Rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan tersebut bakal diajukan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah," ujar Asep Kusmanawijaya.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir ini. Meskipun demikian, dampak kerusakan material cukup signifikan. Sebagian besar warga telah membersihkan rumah mereka dibantu oleh petugas gabungan TNI/Polri, PMI Cianjur, Damkar Cianjur, dan relawan. Hanya belasan kepala keluarga yang masih mengungsi karena kerusakan rumah yang parah. "Sebagian besar sudah menempati kembali rumahnya setelah tuntas dibersihkan dari lumpur sisa banjir, hanya belasan kepala keluarga yang mengungsi karena rumahnya rusak berat, tidak ada korban jiwa saat banjir terjadi," kata Asep Kusmanawijaya.
Penanganan Darurat dan Bantuan Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Cianjur telah mendirikan posko pelayanan di sejumlah titik terdampak parah di Kecamatan Karangtengah dan Sukaluyu. Posko ini menyediakan layanan kesehatan dan dapur umum untuk meringankan beban warga yang kehilangan perlengkapan rumah tangga akibat banjir. Bantuan ini sangat krusial mengingat banyak peralatan rumah tangga warga rusak dan hilang terbawa arus banjir.
Proses pendataan rumah rusak berat sedang dilakukan oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Cianjur. Pendataan ini akan fokus pada tingkat kerusakan secara menyeluruh, termasuk dinding yang jebol dan struktur bangunan yang terdampak. Data ini akan menjadi dasar pengajuan bantuan sosial melalui Dinas Sosial Cianjur.
"Perkimtan masih melakukan verifikasi untuk mengukur estimasi kerugian bukan bangunan ambruk, sehingga datanya akan digunakan sebagai dasar pengajuan bantuan sosial melalui Dinas Sosial Cianjur," jelas Asep Kusmanawijaya. Proses verifikasi ini penting untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan para korban.
Selain bantuan langsung, pemerintah juga berencana melakukan penataan ulang dan penertiban bangunan yang berdiri di atas atau terlalu dekat dengan bantaran sungai. Langkah ini bertujuan untuk mencegah terjadinya banjir di masa mendatang. "Penataan ulang dan penertiban harus dilakukan dinas atau instansi teknis, sehingga tidak ada lagi penyempitan sungai atau aliran air karena bangunan di atasnya yang dapat menyebabkan terjadinya banjir," tegas Asep Kusmanawijaya.
Rekomendasi Pencegahan Banjir di Masa Mendatang
Sebagai langkah antisipasi, BPBD Cianjur merekomendasikan penertiban bangunan yang tidak mengantongi izin atau melanggar aturan, khususnya yang berada di bantaran sungai. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyempitan aliran sungai dan mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Penertiban ini menjadi langkah penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan warga dari ancaman banjir.
Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Kabupaten Cianjur menunjukkan komitmen untuk membantu para korban banjir dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Selain bantuan langsung, upaya penataan lingkungan dan penertiban bangunan di bantaran sungai menjadi kunci penting dalam mengurangi risiko bencana alam di wilayah tersebut. Semoga dengan langkah-langkah ini, masyarakat Cianjur dapat kembali pulih dan terhindar dari ancaman banjir.
Proses pemulihan pascabanjir ini membutuhkan kerja sama semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun relawan. Solidaritas dan kepedulian bersama sangat penting untuk membantu para korban dan membangun kembali kehidupan mereka.