Banjir Rendam 11 Kelurahan di Kendari Akibat Hujan Deras
Curah hujan tinggi sejak Senin siang menyebabkan banjir di 11 kelurahan di lima kecamatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dengan ketinggian air hingga 1,5 meter di beberapa titik.

Banjir menggenangi 11 kelurahan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (27/1) sore. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 15.00 WITA menjadi penyebab utama bencana ini. Banjir dengan ketinggian bervariasi, bahkan hingga mencapai 1,5 meter di beberapa lokasi, menimbulkan keprihatinan warga.
Pj. Wali Kota Kendari, Parinringi, membenarkan peristiwa ini. "Hujan menyebabkan banjir di banyak titik," ujarnya. Sebanyak 11 kelurahan di lima kecamatan terdampak, yaitu Puuwatu (Punggolaka, Lalodati, Tobuha), Mandonga (Mandonga, Korumba), Kadia (Kadia, Pondambea), Kendari Barat (Punggaloba, Dapu-dapura), dan Poasia (Anduonohu).
Pemerintah Kota Kendari telah berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk melakukan penanganan dan asesmen terhadap warga terdampak. Meskipun intensitas hujan sempat menurun, penanganan tetap dilakukan dan personel siaga mengantisipasi kemungkinan bencana susulan. "Hujan dengan intensitas rendah masih berlangsung di beberapa wilayah, dampak bencana relatif sudah tertangani dan personel tetap siaga untuk mengantisipasi kemungkinan bencana yang dapat terjadi," jelas Parinringi.
Salah satu warga Kelurahan Lalodati, Haris, menuturkan bahwa banjir di wilayahnya mulai terjadi pukul 15.00 WITA dan mencapai ketinggian 1,5 meter. Menurutnya, ini merupakan banjir terbesar yang pernah dialaminya di daerah tersebut. "Ini yang terbesar selama terjadi. Biasanya banjir juga, tapi tidak seperti ini," ungkap Haris.
Sementara itu, Aburaera, Ketua RW 02 Kelurahan Korumba, mengungkapkan bahwa wilayahnya memang rawan banjir sejak 2013. Ia menambahkan bahwa penyumbatan drainase akibat sampah turut memperparah kondisi banjir. "Ini tertingginya bisa sampai paha orang dewasa," ujarnya.
Berdasarkan keterangan dari berbagai pihak, penyebab utama banjir adalah curah hujan yang tinggi dan intens. Selain itu, faktor pendukung seperti saluran drainase yang tersumbat juga berperan dalam memperparah dampak banjir. Kondisi ini menunjukan pentingnya pengelolaan drainase dan antisipasi bencana banjir di Kota Kendari.
Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya upaya mitigasi bencana di daerah rawan banjir. Perbaikan sistem drainase, edukasi masyarakat terkait pengelolaan sampah, dan peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana menjadi langkah krusial untuk mengurangi risiko kerugian dan dampak buruk banjir di masa mendatang.