Bapanas Manfaatkan DTSEN untuk Permudah Penyaluran Bantuan Pangan
Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Nasional (DTSEN) sebagai acuan penyaluran bantuan pangan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Jakarta, 14 Maret 2024 - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumumkan rencana strategisnya dalam penyaluran bantuan pangan. Dalam upaya pengentasan dan penghapusan kemiskinan ekstrem di seluruh Indonesia, Bapanas akan memanfaatkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Nasional (DTSEN) sebagai rujukan utama data sasaran. Penggunaan DTSEN diharapkan dapat memastikan bantuan tepat sasaran dan efektifitas program.
Pengumuman ini disampaikan Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto, seusai Rapat Tingkat Menteri yang dipimpin Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar di Jakarta. Andriko menekankan kompleksitas masalah kemiskinan dan kemiskinan ekstrem yang membutuhkan pendekatan multidimensi.
"Oleh karena itu, Bapanas tidak hanya fokus pada penyediaan pangan, tetapi juga pada peningkatan aksesibilitas dan pemanfaatan pangan yang bergizi, dengan memastikan ketepatan sasaran melalui pemanfaatan DTSEN, termasuk memperkuat program bantuan pangan beras sebagai perlindungan sosial adaptif," jelas Andriko.
Pemanfaatan DTSEN untuk Sasaran Tepat
Andriko menjelaskan pentingnya pangan sebagai kebutuhan dasar manusia dan perannya dalam pengentasan kemiskinan. Bapanas berkomitmen untuk memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan yang cukup, beragam, bergizi seimbang, dan aman bagi seluruh masyarakat, terutama kelompok rentan yang terdata dalam DTSEN. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Bapanas akan memperkuat cadangan pangan pemerintah (CPP) guna menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Upaya ini juga mencakup pengentasan daerah rawan pangan dan mendukung program bantuan pangan yang tepat sasaran berdasarkan data DTSEN. Kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, BUMN, LSM, dan sektor swasta, akan terus ditingkatkan untuk memastikan sinkronisasi data dengan DTSEN.
Dengan kolaborasi yang kuat dan data DTSEN yang akurat, diharapkan program bantuan pangan akan lebih efektif. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dan pencapaian kedaulatan pangan.
Kerja Sama Antar Lembaga dan Penguatan Program
Bapanas menyadari pentingnya koordinasi dan kolaborasi dalam penanggulangan kemiskinan. Oleh karena itu, kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, BUMN, LSM, dan sektor swasta, terus digalakkan. Tujuannya adalah untuk memastikan sinkronisasi data dengan DTSEN dan optimalisasi penyaluran bantuan pangan.
Andriko menambahkan bahwa penguatan program bantuan pangan beras sebagai perlindungan sosial adaptif juga menjadi fokus utama. Program ini diharapkan mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat yang rentan terhadap ancaman pangan.
Dengan pemanfaatan DTSEN yang optimal dan kerja sama yang erat, diharapkan target pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem dapat tercapai.
Dukungan Pemerintah dan Visi Kedaulatan Pangan
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, turut memberikan pernyataan terkait rapat tersebut. Ia menekankan pentingnya konsolidasi seluruh bentuk bantuan dan subsidi agar penyalurannya tepat sasaran, efektif, dan efisien. Pembahasan dalam rapat tersebut difokuskan pada pengentasan kemiskinan dan persiapan Instruksi Presiden terkait penanggulangan kemiskinan.
Muhaimin optimistis bahwa dengan upaya yang terkoordinasi dan terencana, Indonesia dapat mencapai target pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kedaulatan pangan sesuai visi Presiden. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan dan memastikan kesejahteraan rakyat.
Dengan strategi yang terintegrasi dan memanfaatkan teknologi data seperti DTSEN, Bapanas optimistis dapat berkontribusi signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia dan mewujudkan kedaulatan pangan.