Bappenas Dorong Koperasi Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
Wakil Menteri PPN/Bappenas, Febrian, menekankan peran koperasi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan di Indonesia, khususnya melalui program Kopdes Merah Putih.

Jakarta, 17 Maret 2024 - Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Febrian Alphyanto Ruddyard, menyatakan koperasi sebagai kunci utama pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Tingkat Provinsi Pembentukan Kopdes (Koperasi Desa) Merah Putih di Jakarta. Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi desa dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
Febrian menjelaskan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, koperasi memegang peran krusial dalam mencapai swasembada pangan dan kemandirian desa. Lebih lanjut, ia menekankan peran koperasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, mendukung pemerataan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk membentuk 70 ribu Kopdes Merah Putih.
Kementerian PPN/Bappenas secara aktif mendukung Kementerian Koperasi (Kemenkop) dalam pengembangan dan pemberdayaan koperasi. Dukungan ini mencakup penyusunan strategi pengembangan Kopdes Merah Putih yang terencana dan terarah, guna memastikan keberhasilan program ini dalam jangka panjang.
Strategi Pengembangan Kopdes Merah Putih
Pemerintah telah merumuskan tiga strategi utama dalam pengembangan Kopdes Merah Putih. Pertama, pembentukan koperasi baru di desa-desa yang belum memiliki koperasi. Kedua, pengembangan kelembagaan dan unit usaha koperasi yang telah ada. Ketiga, revitalisasi koperasi yang sudah tidak aktif. Strategi ini dirancang untuk memastikan jangkauan program yang luas dan efektif.
Peluncuran Kopdes Merah Putih direncanakan bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional pada 12 Juli 2025. Program ini diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan di desa, seperti rantai distribusi yang panjang, keterbatasan permodalan, dominasi tengkulak, dan tingginya biaya bagi konsumen. Dengan demikian, diharapkan kesejahteraan petani dan konsumen dapat meningkat secara signifikan.
Bappenas juga telah menerbitkan White Paper Pengembangan Koperasi Sektor Produksi. Dokumen ini memberikan panduan strategis bagi pemangku kepentingan untuk mendorong transformasi koperasi sektor produksi, termasuk pemetaan tantangan, peluang, dan intervensi kebijakan yang diperlukan. White Paper ini akan ditindaklanjuti Kemenkop melalui Blueprint Pengembangan Koperasi Sektor Produksi.
Peran Bappenas dalam Pengembangan Kopdes
Bappenas memiliki peran penting dalam mengintegrasikan Kopdes Merah Putih ke dalam dokumen perencanaan nasional. Lembaga ini juga memberikan masukan dalam perancangan konsep dan implementasi koperasi desa, serta melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program. Selain itu, Bappenas memfasilitasi kemitraan dengan sektor swasta dan mitra pembangunan lainnya.
Menurut Febrian, Kopdes Merah Putih merupakan strategi transformasi ekonomi desa yang memerlukan pendekatan kebijakan yang inklusif, partisipatif, dan berbasis data. Kolaborasi dengan sektor swasta dan mitra internasional sangat penting untuk meningkatkan investasi, akses teknologi, dan keberlanjutan koperasi di Indonesia. Hal ini akan memastikan keberlanjutan dan dampak positif program ini bagi perekonomian nasional.
Keberhasilan Kopdes Merah Putih bergantung pada kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi, program ini berpotensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan.