Hilirisasi Pangan: Kopdes Merah Putih, Kunci Perekonomian Desa dan Kesejahteraan Rakyat?
Bapanas optimistis hilirisasi pangan dapat tercapai melalui Koperasi Desa Merah Putih yang mendorong rantai pasok dan nilai tambah produk pertanian.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan keyakinannya bahwa hilirisasi pangan di Indonesia dapat dicapai melalui pengembangan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Inisiatif ini, menurutnya, akan menjadi penggerak utama dalam peningkatan rantai pasok, distribusi, dan nilai tambah produk pertanian dalam negeri. Pernyataan ini disampaikan Arief saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Desa di Kantor Desa Pataruman, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (15/5).
Arief menjelaskan bahwa Kopdes Merah Putih dirancang untuk mengakselerasi perekonomian desa. Dampak positifnya, menurutnya, akan berimbas pada tercapainya hilirisasi pangan dalam ekosistem desa itu sendiri. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, tengah gencar mendorong pembentukan Kopdes Merah Putih. Hal ini didasarkan pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 yang menargetkan pendirian 80 ribu Kopdes Merah Putih di seluruh Indonesia. Presiden Prabowo berharap Kopdes Merah Putih dapat menjadi pilar peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, mengingat potensi pengelolaan dana yang dapat mencapai Rp3 miliar per koperasi.
Kopdes Merah Putih: Solusi Hilirisasi Pangan dan Perekonomian Desa
Arief menekankan pentingnya penyesuaian pembentukan Kopdes dengan kondisi dan potensi masing-masing desa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, terdapat 84.276 desa di Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya 27,65 persen desa yang memiliki produk unggulan, dan hanya 10,35 persen yang berhasil mengekspor produk unggulannya. Artinya, masih terdapat potensi besar yang perlu digali dan dikembangkan.
Pembentukan Kopdes Merah Putih menjadi solusi nyata untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan adanya Kopdes, diharapkan perekonomian nasional dapat tumbuh pesat dari tingkat desa. Arief mencontohkan keberhasilan Toko Roti Halodies di Bandung Barat yang membeli telur ayam dari peternak lokal dengan harga Rp27.000 per kilogram, sebuah strategi hilirisasi pangan yang patut ditiru.
Salah satu keunggulan Kopdes Merah Putih adalah jaminan permodalan bagi pelaku usaha desa tanpa memerlukan agunan. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi desa sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Kopdes Merah Putih, sebagaimana tercantum dalam Inpres 9/2025, akan mencakup berbagai kegiatan, mulai dari pengelolaan kantor koperasi, pengadaan sembako, layanan simpan pinjam, hingga fasilitas kesehatan dan logistik desa.
Potensi dan Tantangan Implementasi Kopdes Merah Putih
Skema koperasi ini dirancang dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah, potensi lokal, dan lembaga ekonomi yang telah ada di desa. Tujuannya adalah untuk memastikan implementasi yang efektif dan berkelanjutan. Pemerintah pusat berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk kemajuan ekonomi Indonesia yang merata dan inklusif.
Arief memberikan contoh bagaimana Kopdes Merah Putih dapat membantu mengatasi permasalahan di desa. Misalnya, desa dengan lahan sawah bengkok dapat ditanami cabai dengan dukungan dari Kopdes dalam hal penyediaan benih dan pupuk. Selain itu, Kopdes juga dapat menyediakan kebutuhan pokok masyarakat, seperti minyak goreng, dengan harga yang terjangkau.
Meskipun program ini menawarkan potensi besar, tantangannya tetap ada. Pemerintah perlu memastikan implementasi program ini berjalan efektif dan tepat sasaran, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat desa. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana Kopdes juga menjadi hal krusial untuk keberhasilan program ini.
Kopdes Merah Putih diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan hilirisasi pangan dan peningkatan perekonomian desa di Indonesia. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, program ini berpotensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan memperkuat ekonomi nasional.