Bawaslu: Penguatan Demokrasi, Kunci Pemilu 2029 yang Lebih Baik
Bawaslu mengajak seluruh jajarannya untuk memperkuat demokrasi guna menciptakan Pemilu 2029 yang lebih baik dan bebas dari politik uang.

Anggota Bawaslu RI, Totok Hariyono, menyerukan penguatan demokrasi sebagai kunci penyelenggaraan Pemilu 2029 yang lebih baik. Seruan ini disampaikan di Jakarta, Rabu (30/4), menekankan pentingnya peran Bawaslu dalam menjaga dan meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia, bahkan di luar tahapan pemilu.
Totok Hariyono menjelaskan bahwa tugas Bawaslu tidak hanya sebatas mengawasi proses pemilu. Bawaslu juga memiliki tanggung jawab untuk secara aktif memperkuat sendi-sendi demokrasi. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah berbagai praktik yang dapat merusak integritas pemilu, seperti politik uang.
Ia menambahkan, "Walaupun tidak ada pemilu, kami tetap melakukan kerja-kerja demokrasi seperti melakukan penguatan-penguatan demokrasi, mengkritik setiap unsur-unsur yang menggerogoti demokrasi." Pernyataan ini menegaskan komitmen Bawaslu untuk menjaga demokrasi Indonesia secara berkelanjutan.
Mencegah Politik Uang dan Memperkuat Demokrasi
Salah satu tantangan besar dalam penyelenggaraan pemilu adalah politik uang. Totok Hariyono menyoroti hal ini sebagai salah satu unsur yang dapat menggerogoti demokrasi. Oleh karena itu, Bawaslu perlu secara aktif melakukan diskusi dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi permasalahan ini.
Dengan latar belakang sebagian besar anggota Bawaslu yang berasal dari kalangan aktivis, Totok mengajak seluruh jajaran untuk kembali ke akar aktivisme mereka. Ia mengajak untuk menjadikan kantor-kantor Bawaslu sebagai pusat pergerakan dan diskusi untuk memperkuat demokrasi.
"Maka, ayo kembali ke latar untuk melakukan diskusi-diskusi. Jadikan kantor-kantor bawaslu rumah-rumah pergerakan," ujarnya. Ajakan ini menekankan pentingnya peran aktif dan partisipatif dari seluruh jajaran Bawaslu.
Legasi untuk Pemilu 2029 dan Generasi Penerus
Totok Hariyono optimistis bahwa dengan kerja-kerja penguatan demokrasi yang dilakukan secara konsisten, Pemilu 2029 akan jauh lebih baik daripada pemilu sebelumnya. Upaya ini tidak hanya untuk Pemilu 2029, tetapi juga sebagai warisan berharga bagi penyelenggara pemilu di masa mendatang.
Ia berharap agar hasil dari penguatan demokrasi yang dilakukan saat ini dapat menjadi sebuah legasi yang akan diteruskan kepada penyelenggara pemilu selanjutnya. "Insyaallah, kalau kesadaran ini berjalan, Pemilu 2029 akan lebih baik daripada sebelumnya," katanya. Hal ini menunjukkan komitmen jangka panjang Bawaslu dalam membangun demokrasi yang lebih baik.
Lebih lanjut, Totok berharap calon-calon penyelenggara pemilu di masa mendatang dapat memahami tugas dan fungsi Bawaslu dengan baik. Hal ini penting agar estafet kepemimpinan Bawaslu dapat berjalan dengan lancar dan efektif dalam menjaga integritas pemilu.
"Karena kami 'kan belum tentu terpilih lagi sehingga kami punya legasi untuk penerusnya," pungkas dia. Pernyataan ini menunjukkan kesungguhan Bawaslu dalam membangun sistem yang berkelanjutan dan memastikan kualitas demokrasi Indonesia tetap terjaga.
Langkah-langkah konkret yang akan dilakukan Bawaslu dalam penguatan demokrasi antara lain:
- Meningkatkan edukasi politik kepada masyarakat.
- Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan pemilu.
- Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk mencegah politik uang.
- Membangun sistem pengawasan pemilu yang lebih efektif dan transparan.