BI Purwokerto Imbau Bijak Belanja Jelang Ramadhan, Jaga Stabilitas Harga
Bank Indonesia Purwokerto mengimbau masyarakat Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara untuk berbelanja bijak jelang Ramadhan guna menjaga stabilitas harga dan mencegah inflasi, serta memaparkan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengendalikan harg

Jelang bulan Ramadhan, Bank Indonesia (BI) Purwokerto mengimbau masyarakat di wilayah eks Keresidenan Banyumas (Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, Jawa Tengah) untuk bijak dalam berbelanja. Imbauan ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Christoveny, dalam Bincang BI Bersama Media di Purwokerto, Selasa (18/2).
Menjaga Stabilitas Harga dan Inflasi
Tujuan utama imbauan ini adalah untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi. Christoveny menekankan pentingnya berbelanja sesuai kebutuhan, menghindari pembelian yang berlebihan dan konsumtif. BI, bersama pemerintah daerah, gencar melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih cermat dalam mengatur pengeluaran, terutama untuk konsumsi pangan olahan.
Upaya BI dalam Menstabilkan Harga
Sejak pekan lalu, BI telah berkolaborasi dengan Bulog Cabang Banyumas, Dinas Pertanian, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk menggelar pasar murah. Program tebus murah dengan pembayaran QRIS juga dihadirkan untuk memudahkan masyarakat. Toko TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) di Pasar Wage dan Pasar Manis, Purwokerto, turut dimaksimalkan untuk menjaga stabilitas harga. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi komprehensif untuk mengendalikan harga barang kebutuhan pokok.
Kondisi Deflasi di Januari 2025
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi di Purwokerto (minus 0,54 persen) dan Cilacap (minus 0,26 persen) pada Januari 2025. Penurunan tarif listrik akibat diskon 50 persen kepada pelanggan menjadi faktor utama deflasi. Selain itu, peningkatan produksi bawang merah di berbagai daerah, termasuk Cilacap, turut menekan harga komoditas tersebut. Turunnya harga pakan ternak juga berkontribusi pada penurunan harga telur ayam ras.
Tantangan dan Antisipasi
Meskipun terjadi deflasi, BI tetap waspada. Curah hujan tinggi dan serangan hama penyakit di beberapa daerah mengakibatkan penurunan pasokan cabai, sehingga harga cabai di pasar meningkat. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang menahan deflasi lebih dalam. Untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang Ramadhan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), TPID akan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan kelancaran distribusi pangan dan ketahanan pangan daerah.
Pemantauan dan Inovasi
Pemantauan harga dan pasokan akan dilakukan secara berkala untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga. BI juga akan terus mendorong inovasi di sektor pertanian dan perdagangan guna meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi. Tujuannya adalah untuk menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat. Dengan strategi yang komprehensif ini, diharapkan stabilitas ekonomi dapat terjaga dengan baik, khususnya selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Kesimpulan
Imbauan BI Purwokerto untuk berbelanja bijak merupakan langkah proaktif dalam menjaga stabilitas ekonomi menjelang Ramadhan. Berbagai upaya telah dan akan terus dilakukan untuk mengendalikan inflasi dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat. Kerja sama antar lembaga dan pemantauan yang ketat menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga.