BKSDA Aceh Tangani Serangan Harimau di Aceh Timur
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menangani konflik antara harimau Sumatera dan warga di Aceh Timur setelah tiga sapi dimangsa, dengan memasang perangkap dan mengimbau masyarakat untuk mengamankan ternak.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh turun tangan mengatasi konflik antara manusia dan harimau Sumatera di Aceh Timur. Kejadian ini bermula dari laporan warga terkait beberapa serangan harimau yang mengakibatkan kerugian materiil berupa ternak sapi yang dimangsa.
Konflik Harimau dan Warga
Sejumlah serangan harimau terjadi di beberapa wilayah Aceh Timur, terutama di Kecamatan Indra Makmur. Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh, Kamaruzzaman, membenarkan laporan tersebut. Ia menjelaskan bahwa serangan harimau telah menyebabkan keresahan di kalangan masyarakat setempat.
Upaya Penanganan BKSDA
Sebagai respons atas keresahan warga, BKSDA Aceh telah berupaya menangkap harimau yang berkonflik dengan memasang perangkap. Namun, upaya ini belum membuahkan hasil, sehingga perangkap akan dipasang kembali jika diperlukan. Selain itu, BKSDA terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan masyarakat untuk memantau situasi dan memberikan informasi terkini.
Langkah Pencegahan
BKSDA Aceh tidak hanya berfokus pada penangkapan harimau, tetapi juga mengambil langkah pencegahan. Salah satunya adalah dengan mengimbau masyarakat, khususnya para peternak, untuk mengandangkan ternak mereka guna mencegah serangan satwa liar. Sosialisasi mengenai pembuatan kandang anti-harimau juga telah dilakukan kepada warga setempat, dengan desain kandang yang menggunakan kawat untuk mencegah harimau masuk.
Kronologi Serangan Harimau
Polres Aceh Timur melaporkan tiga ekor sapi dimangsa harimau di tiga lokasi berbeda dalam kurun waktu dua minggu terakhir. Kejadian tersebut terjadi di Desa Blang Nisam (16 Januari), Desa Sahraja (13 Januari), dan Desa Alue Ie Itam (1 Januari).
Kesimpulan
BKSDA Aceh berkomitmen untuk menyelesaikan konflik antara harimau dan warga di Aceh Timur. Langkah-langkah yang diambil meliputi pemasangan perangkap, koordinasi dengan masyarakat, dan sosialisasi pembuatan kandang aman bagi ternak. Semoga upaya ini dapat meminimalisir konflik dan melindungi baik keselamatan warga maupun kelestarian harimau Sumatera.