BNPB Ajak Dunia Usaha NTB Perkuat Kesiapsiagaan Bencana
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengajak dunia usaha di Nusa Tenggara Barat (NTB) meningkatkan kesiapsiagaan bencana pasca gempa Lombok 2018, menekankan pentingnya kolaborasi pentahelix dan mitigasi bencana sebagai investasi.

Gempa bumi besar yang melanda Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2018 telah menyadarkan pentingnya kesiapsiagaan bencana. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kini mendorong dunia usaha di NTB untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi bencana serupa di masa mendatang. Hal ini disampaikan Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Pangarso Suryotomo, dalam sebuah keterangan di Jakarta pada Senin, 28 April 2025.
Menurut Pangarso, peran dunia usaha sangat strategis dalam mendukung ketangguhan masyarakat, bukan hanya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) pascabencana, tetapi juga jauh sebelum bencana terjadi. Ia menekankan bahwa penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama dan membutuhkan sinergi dari berbagai pihak.
Pentingnya kolaborasi pentahelix, yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media, juga diangkat dalam talkshow bertajuk "Peran Lembaga Usaha dalam Pembelajaran Gempa Lombok" di Kantor Gubernur NTB. Acara ini menjadi wadah untuk membahas strategi konkret dalam memperkuat kesiapsiagaan bencana di NTB.
Pentingnya Sinergi Pentahelix dan Mitigasi Bencana
Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi, menambahkan bahwa keterlibatan dunia usaha harus direncanakan dengan matang agar bantuan yang diberikan tepat sasaran dan efektif. Ia menekankan perlunya inventarisasi sumber daya, baik manusia, logistik, maupun peralatan, serta identifikasi kebutuhan masyarakat sebagai langkah awal.
Prasinta juga menyoroti pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan sebagai investasi jangka panjang yang lebih hemat daripada biaya penanganan bencana setelah kejadian. Selain membangun kemitraan lintas sektor, dunia usaha juga didorong untuk membangun kesiapsiagaan internal.
Hal ini meliputi pemahaman risiko bencana, penyusunan rencana kontinjensi, pelatihan sumber daya manusia, dan memastikan kelangsungan operasional perusahaan saat bencana terjadi. Dengan kapasitas yang kuat, dunia usaha tidak hanya melindungi aset dan karyawan, tetapi juga mempercepat pemulihan ekonomi dan sosial di wilayah terdampak.
Partisipasi Dunia Usaha dalam Talkshow
Talkshow tersebut dihadiri oleh perwakilan dari berbagai perusahaan besar, antara lain United Tractors, Astra, Bank Danamon, PLN, dan Pertamina di wilayah NTB. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen dunia usaha dalam mendukung upaya kesiapsiagaan bencana di daerah tersebut.
Beberapa poin penting yang dihasilkan dari diskusi tersebut antara lain: pentingnya kemitraan kuat antar-unsur pentahelix; peningkatan edukasi dan kesiapsiagaan internal dunia usaha; serta mendorong program berbasis kebutuhan lokal. Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025.
Dengan adanya kolaborasi yang kuat antara BNPB dan dunia usaha, diharapkan kesiapsiagaan bencana di NTB dapat ditingkatkan secara signifikan. Hal ini tidak hanya akan melindungi masyarakat dan aset, tetapi juga mempercepat pemulihan ekonomi dan sosial pascabencana. Semoga upaya ini dapat menjadi inspirasi bagi kolaborasi pengurangan risiko bencana di tingkat nasional dan internasional.
Kesimpulannya, upaya BNPB dalam mendorong dunia usaha di NTB untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana merupakan langkah penting dalam membangun ketangguhan masyarakat menghadapi ancaman bencana alam. Kolaborasi pentahelix dan investasi dalam mitigasi bencana terbukti menjadi kunci utama dalam mengurangi dampak negatif bencana di masa depan.