BPOM Temukan Pewarna Sintetis di Bazar Takjil Benhil, Satu dari 25 Sampel Terkontaminasi
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jakarta menemukan pewarna sintetis pada satu dari 25 sampel makanan di Bazar Takjil Bendungan Hilir, pedagang langsung diberi edukasi.

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jakarta menemukan satu sampel makanan mengandung pewarna sintetis dari 25 sampel yang diperiksa di Bazar Takjil Ramadhan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat. Temuan ini terungkap pada Senin, 10 Maret 2024, hasil kerja sama antara BPOM dan Pemerintah Kota Jakarta Pusat untuk memastikan keamanan pangan bagi masyarakat selama Ramadhan.
Kepala BBPOM Jakarta, Sofiyani Chandrawati Anwar, menyatakan, "Dari 25 sampel yang kami uji, ada satu makanan mengandung pewarna sintetis." Langkah cepat diambil dengan memberikan edukasi kepada pedagang terkait bahaya penggunaan pewarna sintetis dan meminta mereka untuk segera menarik produk tersebut dari peredaran. "Kami langsung meminta pedagang agar tidak menjualnya," tegas Sofiyani.
Meskipun ditemukan satu kasus pewarna sintetis, BBPOM memastikan keamanan 24 sampel makanan lainnya yang dinyatakan layak konsumsi. Upaya pengawasan ini bertujuan melindungi masyarakat dari bahaya bahan berbahaya yang mungkin terkandung dalam makanan yang dikonsumsi, khususnya selama bulan Ramadhan dimana konsumsi takjil meningkat signifikan.
Pengawasan Ketat di Bazar Takjil Benhil
Pengecekan makanan di Bazar Takjil Benhil merupakan bagian dari pengawasan rutin yang dilakukan BPOM untuk memastikan keamanan dan kesehatan pangan. Petugas gabungan dari BPOM Jakarta dan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat secara intensif memeriksa berbagai jenis makanan dan jajanan yang dijual.
Fokus pemeriksaan diarahkan pada potensi kandungan bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan pewarna sintetis. Hal ini dilakukan untuk mencegah potensi bahaya bagi kesehatan masyarakat yang membeli takjil untuk berbuka puasa. Proses pengawasan ini melibatkan pengambilan sampel dan pengujian laboratorium untuk memastikan hasil yang akurat dan terpercaya.
Sofiyani Chandrawati Anwar juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar lebih waspada dalam memilih makanan. "Kalau yang mengandung bahan berbahaya biasanya warnanya mencolok, tidak dikerubungi lalat, bau formalin dan lainnya," jelasnya. Imbauan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan.
Edukasi dan Pencegahan
Selain melakukan pengawasan dan pengujian, BBPOM juga menekankan pentingnya edukasi kepada para pedagang. Pemberian edukasi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pedagang tentang bahaya penggunaan bahan berbahaya dalam makanan dan mendorong mereka untuk memprioritaskan keamanan pangan.
Dengan memberikan pemahaman yang komprehensif, diharapkan para pedagang dapat lebih bertanggung jawab dalam menyediakan makanan yang aman dan sehat bagi konsumen. BPOM berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan dan edukasi secara berkelanjutan guna melindungi kesehatan masyarakat.
Langkah-langkah yang dilakukan BPOM ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga keamanan pangan, khususnya selama bulan Ramadhan. Dengan adanya pengawasan dan edukasi yang intensif, diharapkan masyarakat dapat menikmati takjil dengan aman dan nyaman tanpa khawatir akan bahaya bahan berbahaya.
Ke depannya, diharapkan kerjasama antara BPOM dan pemerintah daerah dapat ditingkatkan untuk memastikan pengawasan yang lebih efektif dan menyeluruh. Hal ini penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mencegah peredaran makanan yang mengandung bahan berbahaya.