BPOM Periksa Takjil di Bendungan Hilir, Waspadai Tiga Bahan Berbahaya Ini!
BPOM intensif periksa takjil di Jakarta dan seluruh Indonesia, temukan tiga bahan berbahaya umum: formalin, rhodamin B, dan boraks; berikan tips memilih takjil aman.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan inspeksi mendadak di sentra jajanan Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta, pada Selasa, 11 Maret 2025. Inspeksi ini bertujuan memastikan keamanan pangan olahan, khususnya takjil atau makanan untuk berbuka puasa, bagi masyarakat. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengawasan intensif yang telah dilakukan BPOM sejak 24 Februari 2025 di seluruh Indonesia, menggunakan berbagai metode, termasuk pengambilan sampel dan intelijen.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menjelaskan bahwa dalam inspeksi tersebut, BPOM memanfaatkan laboratorium keliling untuk melakukan uji makanan secara langsung. Penjual yang kedapatan menggunakan bahan berbahaya akan diberi peringatan, dan barang dagangannya akan disita. Langkah tegas ini diambil untuk melindungi konsumen dari potensi bahaya kesehatan.
BPOM juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat. Pemeriksaan takjil dilakukan untuk memastikan keamanan pangan bagi masyarakat yang akan mengkonsumsinya selama bulan Ramadan. Hal ini menjadi prioritas utama BPOM dalam menjaga kesehatan masyarakat Indonesia.
Bahan Berbahaya yang Ditemukan
Hasil inspeksi BPOM hingga saat ini telah mengidentifikasi tiga bahan berbahaya yang umum digunakan dalam pembuatan takjil: formalin, rhodamin B, dan boraks. Bahan-bahan ini sangat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi. Rhodamin B, misalnya, merupakan pewarna tekstil yang dapat menyebabkan kanker jika tertelan. Menyedihkannya, sebagian pedagang adalah penjual kembali (reseller) makanan tersebut, sementara yang lain secara langsung menambahkan bahan berbahaya dalam proses pembuatannya.
Untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang melanggar, BPOM akan memberikan pembinaan. Namun, tindakan tegas tetap akan diberikan kepada pelaku usaha yang dengan sengaja menggunakan bahan berbahaya dalam produknya. BPOM telah menemukan sejumlah jajanan dengan bahan berbahaya ini dalam inspeksi sebelumnya di Rawamangun.
Kepala BPOM juga memberikan tips memilih makanan yang aman. "Bagaimana ciri-ciri makanan yang aman? Pertama, perhatikan warnanya, baunya, dan kemasannya. Kemudian, bagi yang kemasan, perhatikan nomor izin edarnya, labelnya, dan kadaluwarsanya," jelas Taruna Ikrar.
Pengawasan Takjil di Berbagai Platform
Selain jajanan pasar, BPOM juga melakukan inspeksi terhadap makanan kemasan di minimarket dan melakukan intensifikasi pengawasan di platform penjualan daring atau marketplace. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan pangan di semua saluran distribusi.
"Jadi, ini dalam upaya menjalankan tanggung jawab kami untuk melindungi masyarakat Indonesia secara keseluruhan dari makanan yang berbahaya," tegas Taruna Ikrar. BPOM mencatat peningkatan penggunaan bahan berbahaya pada makanan di sejumlah daerah dan akan merilis temuan lengkapnya pada 21 Maret mendatang.
BPOM menghimbau masyarakat untuk teliti dalam memilih takjil dan melaporkan jika menemukan produk yang mencurigakan. Kerjasama antara BPOM dan masyarakat sangat penting untuk memastikan keamanan pangan bagi semua.