Bulog Sulteng Lampaui Target Serapan Beras Lokal Februari 2025
Perum Bulog Sulawesi Tengah berhasil melampaui target serapan beras lokal pada Februari 2025, mencapai lebih dari 600 ton dan optimis mencapai target 1.200 ton pada Maret mendatang untuk mendukung swasembada pangan nasional.

Perum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) berhasil melampaui target serapan beras lokal yang dialokasikan pada Februari 2025. Pencapaian ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam merealisasikan program swasembada pangan nasional dengan target serapan tiga juta ton beras petani. Hal ini disampaikan langsung oleh Pemimpin Wilayah (Pimwil) Bulog Sulawesi Tengah, Heriswan, di Palu pada Rabu, 19 Februari 2025.
Alokasi serapan beras lokal Bulog Sulteng pada Februari 2025 awalnya sebesar 600 ton. Namun, berkat kerja keras tim di lapangan, Bulog Sulteng berhasil menyerap beras melebihi target tersebut. Keberhasilan ini mendorong Bulog untuk meningkatkan target serapan pada bulan Maret 2025 menjadi 1.200 ton.
Keberhasilan ini juga merupakan bukti nyata komitmen Bulog dalam mendukung petani lokal. Dengan menyerap hasil panen petani, Bulog membantu menstabilkan harga beras dan memastikan ketersediaan pangan di tingkat nasional. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk mencapai swasembada beras.
Capaian Bulog Sulteng dan Target ke Depan
Pimwil Bulog Sulteng, Heriswan, menyatakan optimismenya dalam mencapai target 1.200 ton pada Maret 2025. "Kami optimistis target tersebut akan tercapai sebelum pergantian bulan Februari 2025, karena dari awal sudah saya sampaikan kami tidak perlu mencapai target, tapi kami harus melampaui target," ujarnya. Keberhasilan ini didorong oleh strategi jemput bola Bulog langsung ke petani di sentra produksi beras di Sulteng.
Beras yang berhasil diserap berasal dari Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso, dan Kabupaten Banggai. Kabupaten Tolitoli dan daerah sentra produksi lainnya diproyeksikan akan panen pada Maret mendatang, sehingga potensi peningkatan serapan beras masih terbuka lebar. Bulog Sulteng berkomitmen untuk terus berupaya menyerap beras petani sebanyak mungkin.
Heriswan juga menekankan pentingnya kualitas beras yang diserap. Bulog menetapkan standar kualitas tertentu, antara lain broken 25, kadar air 14 persen, dan menir satu persen. Bulog memberikan pembinaan dan sosialisasi kepada petani dan penggilingan untuk memenuhi standar kualitas tersebut.
Dukungan terhadap Petani dan Swasembada Pangan
Bulog Sulteng secara aktif menginformasikan kepada petani di Sulteng agar tidak ragu menjual hasil panen mereka kepada Bulog, selama memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. "Kami bergerak cepat atau jemput bola langsung ke petani. Kami juga menginformasikan kepada seluruh masyarakat petani di Sulteng jangan ragu menjual hasil panen-nya kepada Bulog dengan catatan sesuai dengan standar dan kualitas yang ditetapkan Bulog," jelas Heriswan.
Program percepatan swasembada pangan menjadi landasan utama bagi Bulog dalam menjalankan tugasnya. Sebagai lembaga yang ditugaskan negara untuk mengurus logistik pangan, Bulog memiliki kewajiban untuk menyerap hasil panen petani sebanyak mungkin. "Kami terus berupaya menyerap beras petani sebanyak mungkin, tujuan ini untuk kepentingan negara dalam menjaga stabilitas pangan nasional," tegas Heriswan.
Bulog Sulteng diberi beban sekitar 3.894 ton beras hingga April 2025 sebagai bagian dari upaya percepatan pemenuhan serapan beras tiga juta ton secara nasional. Hingga saat ini, Bulog Sulteng telah melampaui target awal, dan beras yang diserap telah sesuai standar kualitas yang ditetapkan.
Keberhasilan Bulog Sulteng dalam melampaui target serapan beras lokal menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. Hal ini juga memberikan dampak positif bagi petani lokal dengan menjamin pemasaran hasil panen mereka dan menstabilkan harga beras di pasar.