Bulog Tanjungpinang Salurkan 300 Ton Beras SPHP Selama Ramadhan, Stok Aman hingga Lebaran
Bulog Tanjungpinang telah menyalurkan 300 ton beras SPHP selama Ramadhan untuk stabilisasi harga dan pasokan, dengan stok yang cukup hingga setelah Idul Fitri.

Bulog Cabang Tanjungpinang, Kepulauan Riau, telah menyalurkan 300 ton beras stabilisasi dan pasokan harga pangan (SPHP) selama Ramadhan 1444 Hijriah. Penyaluran dilakukan melalui rumah pangan kita (RPK) dan operasi pasar murah bekerja sama dengan pemerintah daerah. Penyaluran ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan beras di pasaran, terutama selama bulan Ramadhan dimana kebutuhan masyarakat meningkat.
Kepala Cabang Bulog Tanjungpinang, Arief Alhadihaq, memprediksi penyaluran beras SPHP akan mencapai 400-500 ton hingga akhir Ramadhan, mengingat tingginya penyerapan di Pulau Bintan. Meskipun penyaluran sementara dihentikan pada 29 Maret 2025 sesuai instruksi Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk fokus pada penyerapan gabah petani, stok beras SPHP di gudang Bulog Tanjungpinang masih aman.
Arief memastikan stok beras SPHP yang tersisa 1.100 ton cukup untuk beberapa bulan ke depan, termasuk setelah Idul Fitri. Ia juga menegaskan kualitas beras SPHP yang dijual di pasaran baik dan sesuai standar beras medium, memenuhi standar laik konsumsi baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Beras ini merupakan cadangan beras pemerintah (CBP) yang disalurkan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan.
Penyaluran Beras SPHP dan Kualitasnya
Penyaluran beras SPHP dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk Rumah Pangan Kita (RPK) dan operasi pasar murah yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait. Hal ini memastikan jangkauan distribusi yang luas dan aksesibilitas yang mudah bagi masyarakat. Program ini merupakan bagian penting dari upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan.
Beras SPHP yang disalurkan berasal dari impor, khususnya dari Thailand dan Vietnam. Meskipun demikian, Arief menekankan bahwa harga yang terjangkau menjadi prioritas utama, bukan varietas beras. "Beras SPHP lebih menekankan pada harga yang murah, bukan dilihat dari varietas A atau B," ungkap Arief.
Bulog Tanjungpinang memastikan beras SPHP yang beredar bukanlah beras oplosan, menanggapi isu beras oplosan yang beredar di Tanjungpinang baru-baru ini. Perbedaan warna beras SPHP dengan beras lain disebabkan oleh warna gabah aslinya, bukan karena pencampuran bahan lain.
Stok Beras dan Rencana Ke Depan
Dengan stok 1.100 ton beras SPHP yang tersedia, Bulog Tanjungpinang memastikan ketersediaan beras hingga beberapa bulan ke depan, menjamin pasokan yang cukup selama dan setelah Idul Fitri. Langkah ini menunjukkan komitmen Bulog dalam menjaga stabilitas pangan di wilayah tersebut.
Meskipun penyaluran SPHP akan dihentikan sementara setelah 29 Maret 2025, Bulog akan fokus pada penyerapan gabah petani guna mendukung program swasembada pangan nasional. Langkah ini menunjukkan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan masyarakat saat ini dan upaya jangka panjang untuk ketahanan pangan.
Bulog Tanjungpinang berkomitmen untuk terus memantau situasi pasar dan memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat. Ketersediaan beras SPHP yang cukup dan harga yang terjangkau diharapkan dapat meringankan beban masyarakat, terutama selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
Program penyaluran beras SPHP ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan, khususnya beras, bagi masyarakat Indonesia. Dengan memastikan ketersediaan dan aksesibilitas beras yang terjangkau, pemerintah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.