Cadangan Devisa RI Tembus 152,5 Miliar Dolar AS, Investor Tertarik Proyek Giant Sea Wall
Cadangan devisa Indonesia mencapai 152,5 miliar dolar AS di April 2025, sementara investor asing menunjukkan minat besar pada proyek Giant Sea Wall.

Jakarta, 09 Mei 2025 - Beragam kabar ekonomi mewarnai Indonesia pada pekan ini, mulai dari perkembangan cadangan devisa hingga ketertarikan investor terhadap proyek infrastruktur skala besar. Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2025 mencapai 152,5 miliar dolar AS. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, namun tetap menunjukkan kondisi ekonomi yang relatif stabil. Kabar baik lainnya datang dari sektor investasi, di mana proyek Giant Sea Wall menarik perhatian investor asing dari berbagai negara.
Penurunan cadangan devisa pada April 2025, jika dibandingkan dengan bulan Maret, disebabkan oleh beberapa faktor. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah turut memengaruhi angka tersebut. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap ketidakpastian pasar keuangan global yang semakin meningkat. Meskipun demikian, BI memastikan cadangan devisa Indonesia masih berada pada level yang aman dan mampu mendukung perekonomian nasional.
Di tengah dinamika ekonomi global, Indonesia juga menunjukkan kemajuan dalam kerja sama ekonomi internasional. Kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Jepang semakin kuat, khususnya untuk proyek-proyek yang berada di bawah kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC) dan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan hal tersebut usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang di Tokyo.
Cadangan Devisa dan Kebijakan Moneter
Penurunan cadangan devisa sebesar 4,6 miliar dolar AS dari 157,1 miliar dolar AS pada Maret 2025 menjadi 152,5 miliar dolar AS pada April 2025, menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah fluktuasi pasar global. BI, sebagai otoritas moneter, terus berupaya menjaga stabilitas sistem keuangan dan nilai tukar rupiah agar tetap kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Langkah-langkah yang diambil BI mencerminkan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi makro Indonesia.
Meskipun terjadi penurunan, level cadangan devisa Indonesia masih tergolong tinggi dan mampu memberikan bantalan terhadap guncangan eksternal. Hal ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global. Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan menyesuaikan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional.
Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan penerimaan negara. Setelah pengalihan dividen BUMN ke Danantara Indonesia, Kementerian Keuangan tengah mencari alternatif sumber penerimaan negara bukan pajak (PNBP) untuk menopang pembiayaan pembangunan dan program-program pemerintah. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengelola keuangan negara secara efektif dan efisien.
Minat Investor Asing terhadap Proyek Giant Sea Wall
Proyek infrastruktur skala besar seperti Giant Sea Wall juga menarik perhatian investor asing. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, menyatakan bahwa proyek ini telah menarik minat investor dari berbagai negara, termasuk dari Eropa dan Timur Tengah. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor internasional terhadap potensi ekonomi Indonesia dan komitmen pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur.
Giant Sea Wall, yang bertujuan untuk melindungi Jakarta dari ancaman banjir dan kenaikan permukaan air laut, merupakan proyek strategis yang membutuhkan investasi besar. Ketertarikan investor asing terhadap proyek ini menunjukkan potensi besar bagi Indonesia untuk mendapatkan pendanaan internasional guna mewujudkan proyek tersebut. Proyek ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya.
Selain itu, perkembangan positif juga terlihat di pasar kripto. Analis Reku Fahmi Almuttaqin menilai sentimen positif semakin meluas di pasar kripto setelah pertemuan The Federal Reserve (The Fed). Ketiadaan sinyal negatif dari The Fed memberikan keyakinan bagi para investor kripto.
Secara keseluruhan, perkembangan ekonomi Indonesia pada pekan ini menunjukkan dinamika yang kompleks, dengan tantangan dan peluang yang sama-sama ada. Pemerintah dan otoritas moneter terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi dan menarik investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ke depan, penting bagi Indonesia untuk terus meningkatkan daya saing ekonomi, memperkuat kerja sama internasional, dan menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik investasi baik dari dalam maupun luar negeri.