CCTV Ungkap Keributan Sebelum Kematian Mahasiswa UKI, Polisi Periksa 18 Saksi
Polisi Jakarta Timur mengungkapkan rekaman CCTV menunjukkan keributan sebelum kematian mahasiswa UKI, Kenzha Ezra Walewangko; 18 saksi telah diperiksa.

Kematian tragis Kenzha Ezra Walewangko (22), mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), pada Selasa (4/3) di area kampus, kini tengah diselidiki intensif oleh pihak kepolisian. Polisi telah menganalisis rekaman CCTV yang menunjukkan adanya cekcok mulut dan keributan di sekitar lokasi kejadian sebelum mahasiswi tersebut ditemukan meninggal dunia. Kejadian ini terjadi di kampus UKI Cawang, Jakarta Timur, dan saat ini polisi tengah bekerja keras untuk mengungkap kronologi lengkap peristiwa tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol. Nicolas Ary Lilipaly, menjelaskan bahwa rekaman CCTV memperlihatkan serangkaian peristiwa yang berujung pada kematian Kenzha. "CCTV-nya dapat. Itu sedang kita lakukan analisis terkait dengan alat bukti yang kita kumpulkan. Jadi CCTV di sekitar area TKP pertama. TKP yang mereka minum-minum ada, sedikit cekcok mulut sedikit keributan sampai satpam datang itu terlihat," ujar Nicolas dalam keterangan pers di UKI Cawang, Jumat (7/3).
Rekaman CCTV juga menunjukkan Kenzha diantar keluar pagar kampus oleh beberapa orang. "Itu juga terlihat, berapa orang yang mengantar korban keluar pagar untuk menyuruh korban pulang juga terlihat dan untuk saat kejadian itu yang kita masih analisis," tambah Nicolas. Namun, ia menegaskan bahwa area di dekat pagar dan selokan tempat diduga korban jatuh tidak terpantau CCTV.
Analisa CCTV dan Pengumpulan Bukti
Polisi saat ini tengah fokus menganalisis rekaman CCTV untuk mengungkap kronologi kejadian secara detail. Proses analisis ini merupakan bagian penting dari penyelidikan untuk menentukan apakah peristiwa ini masuk kategori pidana atau bukan. Selain rekaman CCTV, penyidik juga masih mengejar empat alat bukti lainnya untuk memperkuat penyelidikan, yaitu keterangan saksi, surat, petunjuk ahli, dan keterangan terdakwa.
Hingga kini, polisi telah memeriksa 18 saksi, termasuk 13 mahasiswa, empat petugas keamanan, dan satu orang dari otoritas kampus. Pemeriksaan saksi-saksi ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan yang akurat dan komprehensif terkait peristiwa yang terjadi sebelum dan sesaat setelah kematian Kenzha. "Itu yang masih kita kejar dalam proses penyidikan itu kan minimal dua alat bukti, sekarang dua alat bukti itu sudah terkumpul sama kita apa belum untuk membuat seorang itu menjadi tersangka membuat terang satu tindak pidana," jelas Nicolas.
Proses penyelidikan ilmiah (Scientific Crime Investigation/SCI) juga sedang dilakukan untuk memastikan penyebab kematian Kenzha. Hasil SCI diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kronologi kejadian dan penyebab kematian mahasiswa tersebut. Polisi berharap agar selama proses penyelidikan berlangsung, tidak ada opini yang muncul sebelum fakta-fakta terungkap secara lengkap.
Harapan Kepolisian dan Proses Penyelidikan
Kepolisian Polres Metro Jakarta Timur berharap agar masyarakat dapat bersabar dan menunggu hasil penyelidikan secara menyeluruh. Proses pengumpulan bukti dan pemeriksaan saksi masih terus berlanjut. Pihak kepolisian berkomitmen untuk mengungkap kasus ini secara transparan dan profesional, sehingga dapat memberikan keadilan bagi keluarga korban.
Proses penyelidikan ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari analisis rekaman CCTV, pemeriksaan saksi, hingga penyelidikan ilmiah. Semua upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa kasus kematian Kenzha Ezra Walewangko dapat terungkap secara tuntas dan penyebab kematiannya dapat diketahui dengan jelas. Polisi juga menekankan pentingnya menghindari spekulasi dan opini sebelum hasil penyelidikan resmi diumumkan.
Dengan pemeriksaan 18 saksi dan analisis rekaman CCTV, diharapkan polisi dapat segera mengungkap kebenaran di balik kematian tragis mahasiswa UKI ini. Proses penyelidikan yang teliti dan ilmiah menjadi kunci untuk memastikan keadilan tercapai.