Misteri Kematian Mahasiswa UKI: Polisi Ungkap Alasan Kasus Belum Terungkap
Polisi menjelaskan sejumlah kendala dalam mengungkap kasus kematian mahasiswa UKI, Kenzha Ezra Walewangko, termasuk proses SCI yang membutuhkan waktu dan hasil autopsi yang belum keluar.

Jakarta, 13 Maret 2024 - Kematian tragis Kenzha Ezra Walewangko (22), mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), yang ditemukan tewas di area kampus pada Selasa, 4 Maret 2024, masih menjadi misteri. Polres Metro Jakarta Timur mengungkapkan sejumlah alasan mengapa kasus ini belum terungkap sepenuhnya. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar: Apa penyebab kematian Kenzha? Siapa yang bertanggung jawab? Di mana tepatnya kejadian berlangsung? Kapan tepatnya Kenzha meninggal? Mengapa penyelidikan membutuhkan waktu lama? Dan bagaimana proses penyelidikan dilakukan?
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, menjelaskan bahwa kendala utama bukan terletak pada kurangnya sumber daya, melainkan kompleksitas penyelidikan. Proses pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti membutuhkan waktu. "Kalau kendalanya tidak ada, tapi memang karena kasus ini pemeriksaannya kan banyak. Kita tidak bisa serta-merta atau cepat untuk memeriksa semua," ujar Kombes Pol Nicolas.
Proses penyelidikan saat ini difokuskan pada pengumpulan bukti, pemeriksaan saksi, dan penentuan apakah kasus ini termasuk tindak pidana. Kepolisian berkomitmen untuk mengungkap kebenaran di balik kematian Kenzha dengan cara yang profesional dan transparan.
Proses Penyelidikan yang Kompleks
Polres Metro Jakarta Timur tengah melakukan penyelidikan secara ilmiah (Scientific Crime Investigation/SCI) untuk mengungkap kronologi dan penyebab kematian korban. Proses ini membutuhkan waktu dan ketelitian yang tinggi. Beberapa tahapan SCI yang sedang dilakukan meliputi autopsi, digital forensik, uji toksikologi forensik, pemeriksaan rongga jenazah, dan uji DNA. "Jadi, kita harus membuktikan itu semua secara Scientific Crime Investigation. Kami juga harus menentukan sesuai dengan barang bukti yang kita dapat di TKP," jelas Nicolas.
Hingga saat ini, polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya patahan pagar besi, botol bekas minuman keras, dan rekaman CCTV. Setelah barang bukti dikumpulkan secara lengkap, para ahli akan dipanggil untuk memberikan keterangan dan analisis.
Hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri Kramat Jati juga belum keluar. Proses pemeriksaan autopsi masih berjenjang dan membutuhkan waktu untuk mendapatkan hasil yang akurat dan komprehensif. "Itu kan kita harus cek semua, itu kan ahli yang menerangkan, bukan kita pihak polisi yang menerangkan. Belum bisa kita simpulkan saat ini," tambah Nicolas.
Sebanyak 27 saksi telah diperiksa untuk membantu mengungkap misteri kematian Kenzha. Kepolisian terus berupaya mengumpulkan informasi dan keterangan yang relevan untuk mendukung penyelidikan.
Desakan Ikatan Alumni
Sementara itu, Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Kristen Indonesia (UKI) mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Ketua Ikatan Alumni Fisipol UKI, Marlen Sitompul, menyatakan, "Kami dari alumni akan mengawal kasus ini sampai tuntas. Tidak hanya mengawal, kami dari alumni mendesak aparat kepolisian khususnya Polres Jakarta Timur agar mengusut kasus ini hingga tuntas." Marlen juga berharap agar proses penyelidikan dilakukan secara transparan dan profesional.
Proses penyelidikan kasus kematian Kenzha Ezra Walewangko masih berlangsung. Polisi berkomitmen untuk mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan bagi keluarga korban. Hasil penyelidikan yang akurat dan komprehensif diharapkan dapat segera terungkap untuk memberikan kepastian hukum dan menjawab pertanyaan publik.
Pihak kepolisian menekankan pentingnya proses SCI yang teliti dan akurat untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam penyelidikan. Kerja sama dengan para ahli forensik sangat penting dalam mengungkap penyebab kematian Kenzha.
Proses pengumpulan bukti dan pemeriksaan saksi terus dilakukan untuk memperkuat konstruksi kasus. Polisi berharap masyarakat dapat bersabar dan memberikan dukungan penuh agar proses penyelidikan dapat berjalan lancar dan tuntas.