Cetak Sawah: Investasi Jangka Panjang untuk Ketahanan Pangan Indonesia
Mencetak sawah membutuhkan investasi waktu dan biaya yang signifikan, namun merupakan langkah krusial untuk ketahanan pangan Indonesia di masa depan.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Artikel ini membahas tentang pentingnya mencetak sawah sebagai investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan Indonesia. Penulis, Husnain PhD, Plt. Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian, Kementerian Pertanian, menjelaskan proses dan tantangan dalam mencetak sawah, baik dari lahan kering maupun lahan basah. Artikel ini relevan bagi pemerintah, petani, dan masyarakat Indonesia yang peduli dengan isu ketahanan pangan. Penulis menekankan pentingnya melihat kerugian di tahun-tahun awal sebagai investasi, bukan kegagalan.
Lebih dari 50 persen populasi dunia bergantung pada padi sebagai makanan pokok, dan Indonesia termasuk negara dengan konsumsi padi tertinggi. Mencetak sawah, proses mengubah lahan menjadi area persawahan, membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Keuntungan dari sawah baru dicetak baru akan terlihat secara signifikan setelah beberapa tahun, bahkan hingga puluhan tahun, karena proses stabilisasi tanah yang kompleks.
Investasi dalam mencetak sawah sebanding dengan menanam pohon kayu yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan keuntungan. Penulis mencontohkan, pohon sengon baru bisa dipanen setelah 5 tahun, sementara jati alam membutuhkan waktu hingga puluhan tahun. Hal ini menggambarkan bahwa mencetak sawah merupakan investasi jangka panjang yang perlu dipertimbangkan secara matang.
Tantangan Mencetak Sawah
Mencetak sawah dari lahan kering membutuhkan waktu untuk membentuk lapisan bajak dan pelumpuran yang optimal bagi pertumbuhan padi. Proses ini melibatkan perubahan mikroba tanah, reaksi kimia, dan fisika yang kompleks, serta perubahan pola kering-basah yang dinamis. Tanah yang semula porous harus diubah menjadi non-porous agar mampu menahan air.
Sementara itu, mencetak sawah dari lahan rawa juga memiliki tantangan tersendiri. Lahan rawa yang selalu tergenang air harus dikeringkan, yang dapat memicu masalah kemasaman tanah akibat pirit. Proses mencuci pirit dari lahan rawa membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan hingga puluhan tahun.
Stabilisasi reaksi fisika, kimia, dan biologi di sawah, baik dari lahan kering maupun lahan rawa, membutuhkan waktu yang panjang. Hal ini menjelaskan mengapa kesejahteraan di kawasan transmigrasi di lahan rawa baru terlihat setelah puluhan tahun.
Analogi Sejarah dan Kreativitas Manusia
Penulis mencontohkan kebijakan penanaman jati alam oleh Belanda di Jawa pada tahun 1800-an sebagai bentuk investasi jangka panjang meskipun hasilnya baru terlihat setelah puluhan tahun. Hal ini menunjukkan bahwa investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan, seperti mencetak sawah, merupakan hal yang penting dan perlu dipertimbangkan.
Penulis juga mengutip puisi Iqbal dan pernyataan Dr. Destika Cahyana dari BRIN yang menekankan kreativitas manusia dalam menciptakan sawah sebagai bentuk syukur dan upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan. "Tuhan menciptakan tanah, air, dan padi, maka manusia membuat sawah," kata Dr. Destika Cahyana.
Investasi untuk Generasi Mendatang
Pemerintah Indonesia didorong untuk terus mencetak sawah baru sebagai keniscayaan untuk generasi mendatang. Kerugian di tahun-tahun awal mencetak sawah tidak boleh dianggap sebagai kegagalan, melainkan sebagai investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan Indonesia. Penulis mengajak generasi sekarang untuk meneladani para raja dan tetua adat di masa lalu yang telah berinvestasi untuk generasi sekarang.
Saat ini, generasi sekarang juga harus berinvestasi untuk anak cucu. Cetak sawah bukan hanya untuk generasi di era pemerintahan tertentu, melainkan untuk keberlangsungan bangsa Indonesia.
Investasi dalam mencetak sawah merupakan warisan berharga bagi generasi mendatang, sama seperti para leluhur yang telah berkorban demi kesejahteraan generasi sekarang. Oleh karena itu, kerugian di tahun-tahun awal harus dilihat sebagai bagian dari proses investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar di masa depan.