Cirebon Uji Coba Sekolah Unggulan: Inovasi Peningkatan Mutu Pendidikan
Disdik Kabupaten Cirebon meluncurkan program sekolah unggulan di sembilan sekolah sebagai upaya peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan, ditandai dengan uji coba program dan pelatihan guru.

Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, meluncurkan program inovatif berupa sekolah unggulan sebagai upaya meningkatkan mutu dan pemerataan kualitas pendidikan di wilayah tersebut. Program ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan merata, sejalan dengan semangat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025. Sembilan sekolah, terdiri dari tiga SMP dan enam SD, terpilih untuk menjadi sekolah unggulan dan akan diluncurkan secara resmi oleh Bupati Cirebon pada tanggal 6 Mei 2025. Uji coba program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Kabupaten Cirebon.
Kepala Disdik Kabupaten Cirebon, Ronianto, menjelaskan bahwa sekolah-sekolah unggulan ini akan menjadi percontohan bagi sekolah lain. "Sekolah unggulan ini kami jadikan percontohan. Harapannya, praktik baik dari sekolah ini bisa menyebar ke sekolah lainnya di Cirebon," ujar Ronianto di Cirebon, Jumat. Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan mutu pendidikan, tetapi juga pada pemerataan akses pendidikan di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon.
Pemilihan sembilan sekolah tersebut didasarkan pada beberapa kriteria, termasuk prestasi siswa, kelengkapan sarana dan prasarana, serta profesionalisme tenaga pengajar. Tiga SMP yang terpilih adalah SMP Negeri 1 Lemahabang, SMP Negeri 1 Sumber, dan SMP Negeri 1 Dukupuntang. Sementara enam SD tersebar di wilayah barat, tengah, dan timur Kabupaten Cirebon. Guru-guru di sekolah unggulan ini akan mendapatkan pelatihan khusus dan penyesuaian penugasan untuk mendukung program ini.
Sekolah Unggulan: Fokus Mutu dan Pemerataan
Program sekolah unggulan di Kabupaten Cirebon tidak hanya menekankan pada peningkatan mutu pendidikan, tetapi juga pada pemerataan akses pendidikan. Disdik Cirebon menargetkan angka putus sekolah menjadi nol persen pada tahun ajaran ini. "Tahun kemarin hanya lima siswa SD yang tidak lanjut ke SMP dari total sekitar 36 ribu. Tahun ini kami ingin tidak ada lagi," kata Ronianto. Hal ini menunjukkan komitmen Disdik Cirebon untuk memastikan semua anak mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama.
Selain program sekolah unggulan, Disdik Cirebon juga mendukung berbagai program lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah pelarangan penggunaan gawai di sekolah untuk menjaga konsentrasi belajar siswa. Disdik Cirebon juga mendorong para guru untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) guna meningkatkan kompetensi profesional mereka.
Sebagai upaya lain dalam pembentukan karakter siswa, Disdik Cirebon tengah menjajaki kerja sama dengan TNI. Kerja sama ini akan difokuskan pada program pembinaan karakter siswa bermasalah melalui pelatihan berbasis kedisiplinan di barak militer. "Kami masih bahas MOU-nya dengan pihak militer. Ini bagian dari pendekatan non-akademik untuk mendukung pembentukan karakter siswa," jelas Ronianto. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada perilaku dan perkembangan siswa.
Peningkatan Capaian Pendidikan
Salah satu indikator keberhasilan program-program ini adalah peningkatan rata-rata lama sekolah (RLS) di Kabupaten Cirebon. Saat ini, RLS di Kabupaten Cirebon mencapai 7,64 tahun, setara dengan kelas dua SMP. "Kami berharap berbagai program ini bisa mendorong peningkatan capaian pendidikan di masa mendatang," harap Ronianto. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Disdik Cirebon optimistis dapat meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan di Kabupaten Cirebon.
Program sekolah unggulan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Disdik Cirebon untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut. Dengan fokus pada mutu, pemerataan, dan pembentukan karakter siswa, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan pendidikan di Kabupaten Cirebon. Berbagai program pendukung, seperti pelatihan guru, pelarangan gawai di sekolah, dan kerja sama dengan TNI, menunjukkan komitmen Disdik Cirebon untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif.
Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan program sekolah unggulan ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.