Delegasi IGS Tanam Pohon di Mandalika: Dorong Pariwisata Hijau dan Investasi
Duta Besar dan diplomat asing dari 28 negara menanam pohon tabebuya di Sirkuit Mandalika, NTB, untuk mendukung pariwisata hijau dan menarik investasi.

Pada Sabtu, 10 Mei 2024, sejumlah delegasi Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) yang terdiri dari duta besar dan diplomat asing dari 28 negara berpartisipasi dalam kegiatan penanaman pohon di kawasan Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung pembangunan pariwisata hijau di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika. Penanaman pohon ini dipimpin oleh Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri, Duta Besar R Heru Hartanto Subolo, dan dihadiri oleh berbagai perwakilan negara, termasuk Kuwait, Singapura, Jordania, dan banyak lagi.
Kegiatan ini bukan sekadar seremoni penanaman pohon biasa. Ia merupakan wujud nyata komitmen untuk menjaga lingkungan dan membangun pariwisata berkelanjutan di Mandalika. Duta Besar R Heru Hartanto Subolo menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan pelestarian lingkungan. "Kami tidak hanya membangun, tapi tetap berkomitmen menjaga lingkungan dalam mewujudkan pariwisata hijau berkelanjutan," ujarnya di Mandalika.
Pemilihan pohon tabebuya sebagai tanaman yang ditanam bukan tanpa alasan. Pohon ini dipilih karena memiliki daun yang lebat dan cepat berbunga, sehingga dapat mempercantik kawasan Sirkuit Mandalika dengan cepat. "Kami berharap tahun depan bisa datang berlibur ke sini, dan untuk melihat pohon yang ditanam hari ini," tambah Dubes Heru, menunjukkan optimisme akan keindahan Mandalika di masa mendatang.
Pariwisata Hijau dan Kerjasama Internasional
Kegiatan penanaman pohon ini juga menjadi ajang untuk menggali potensi pariwisata NTB dan menjalin kerjasama internasional. Para delegasi duta besar datang ke NTB untuk melihat potensi kerjasama di bidang pariwisata. Direktur Komersial ITDC, Troy Reza Warokka, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan Mandalika. "Mereka juga bisa melihat keindahan alam maupun flora dan fauna di Mandalika NTB," katanya, menekankan bahwa pariwisata Mandalika tidak hanya sebatas balapan.
Kehadiran para delegasi duta besar ini diharapkan dapat meningkatkan investasi dan promosi pariwisata di Mandalika. "Rujukan untuk investasi itu saat ini direkomendasikan oleh para duta besar. Semoga kehadiran mereka bisa membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat," ujar Troy Reza Warokka. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal.
Wakil Gubernur NTB, Hj Indah Damayanti Putri, menyampaikan apresiasi atas kegiatan penanaman pohon tersebut. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh dan kebiasaan yang baik untuk menjaga lingkungan. "Kegiatan menanam pohon ini sangat baik untuk menjaga kesehatan lingkungan," katanya. Apresiasi ini menunjukkan dukungan pemerintah daerah terhadap inisiatif pariwisata berkelanjutan.
Dampak Positif bagi NTB
Para duta besar yang hadir menyatakan ketertarikan mereka terhadap pariwisata dan budaya NTB. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan pariwisata di NTB dan meningkatkan perekonomian masyarakat. "Kehadiran mereka bisa memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di NTB," kata Wakil Gubernur NTB. Hal ini menunjukkan potensi besar dari kerjasama internasional dalam memajukan pariwisata dan ekonomi daerah.
Secara keseluruhan, kegiatan penanaman pohon oleh delegasi IGS di Sirkuit Mandalika merupakan langkah positif dalam mendukung pariwisata hijau dan berkelanjutan di NTB. Kegiatan ini tidak hanya memperindah lingkungan, tetapi juga membuka peluang investasi dan kerjasama internasional yang berdampak positif bagi perekonomian masyarakat lokal. Komitmen bersama antara pemerintah, swasta, dan negara-negara lain menjadi kunci keberhasilan pembangunan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Daftar negara yang mengirimkan delegasi meliputi: Kuwait, Singapura, Jordania, Slovakia, Zimbabwe, Serbia, Ukraina (CDA), Polandia, Rwanda, Ethiopia, Kenya (Commercial Attache), Cuba, Mauritania, Kamboja, Laos, Inggris (perwakilan), Austria, Armenia, Bosnia dan Herzegovina, Republik Korea, Filipina, Fiji, China, Finlandia, UAE dan Belanda. Keragaman negara peserta menunjukkan tingginya minat internasional terhadap pariwisata Indonesia.