Disdikbud Kalbar Perkuat Komitmen Pendidikan Inklusif: Wujudkan Hak Belajar Semua Anak
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar berkomitmen memperluas pendidikan inklusif di seluruh wilayah, mengatasi tantangan kesadaran masyarakat dan pemerataan akses pendidikan di daerah 3T.

Pontianak, 2 Mei 2024 (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menegaskan komitmennya dalam pemerataan pendidikan inklusif. Upaya ini bertujuan menjamin hak belajar bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Kepala Disdikbud Kalbar, Rita Hastarita, menyatakan kebijakan ini selaras dengan prinsip pendidikan yang adil dan merata.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Disdikbud Kalbar, Rita Hastarita, di Pontianak, Jumat (2/5). "Kebijakan pendidikan inklusif telah menjadi prioritas dalam perencanaan pendidikan daerah," kata Rita. Ia menambahkan, "Untuk itu, seluruh SMA dan SMK di Kalimantan Barat kami wajibkan menerima peserta didik berkebutuhan khusus, karena ini adalah bagian dari komitmen kami dalam membangun sistem pendidikan yang inklusif, adil, dan ramah untuk semua anak."
Meskipun demikian, Rita mengakui adanya tantangan dalam mewujudkan sistem pendidikan inklusif. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan bagi ABK menjadi kendala utama. "Masih banyak anak dengan keterbatasan mental yang belum tersentuh layanan pendidikan. Ini bukan semata tanggung jawab Dinas Pendidikan, tapi perlu gotong royong dari masyarakat, pemerintah desa, dan instansi terkait lainnya," ujarnya.
Tantangan dan Solusi Pendidikan Inklusif di Kalbar
Salah satu tantangan utama dalam implementasi pendidikan inklusif di Kalbar adalah rendahnya kesadaran masyarakat. Banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama antara Disdikbud Kalbar, pemerintah daerah, masyarakat, dan berbagai instansi terkait untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Disdikbud Kalbar berharap jenjang pendidikan dasar, seperti SD dan SMP, juga menerapkan kelas inklusif. Hal ini penting agar proses pembelajaran yang menyeluruh dapat dimulai sejak dini dan berkelanjutan hingga pendidikan menengah. Dengan demikian, ABK dapat memperoleh kesempatan belajar yang sama dengan anak-anak lainnya sejak usia muda.
Selain itu, Disdikbud Kalbar juga berupaya mengatasi kesenjangan akses pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Berbagai program telah dan akan terus dijalankan, termasuk pembangunan dan revitalisasi sekolah di daerah-daerah tersebut. Pembangunan infrastruktur pendidikan yang memadai menjadi kunci keberhasilan program ini.
Pemerataan Akses Pendidikan dan Digitalisasi
Disdikbud Kalbar juga fokus pada pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, khususnya untuk mendukung digitalisasi pembelajaran. Revitalisasi sekolah akan terus berlanjut pada tahun 2025. Penguatan literasi digital di sekolah, pelatihan guru, dan pengadaan fasilitas TIK juga menjadi prioritas.
Kebijakan pendidikan Kalbar mengacu pada kebijakan nasional, tetapi disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan lokal. Wilayah terpencil membutuhkan intervensi yang lebih kuat untuk mengatasi kesenjangan akses pendidikan. Program digitalisasi menjadi salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan akses informasi dan teknologi di daerah terpencil.
Beberapa sekolah baru telah mulai beroperasi dan menerima peserta didik. Sekolah lainnya masih dalam tahap pembangunan dan akan dilanjutkan tahun depan. Disdikbud Kalbar membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk mewujudkan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Kalimantan Barat.
Upaya yang dilakukan Disdikbud Kalbar untuk mewujudkan pendidikan inklusif antara lain:
- Mewajibkan seluruh SMA dan SMK menerima peserta didik berkebutuhan khusus.
- Mendorong jenjang pendidikan dasar untuk membuka kelas inklusif.
- Membangun dan merevitalisasi sekolah di daerah 3T.
- Mempromosikan digitalisasi pembelajaran dan penguatan literasi digital.
- Memberikan pelatihan kepada guru.
- Memenuhi sarana dan prasarana pendidikan, termasuk fasilitas TIK.
Dengan komitmen dan upaya yang berkelanjutan, diharapkan pendidikan inklusif di Kalbar dapat terwujud dan menjamin hak belajar bagi semua anak, tanpa terkecuali.