Diskon Tarif Listrik Picu Deflasi 0,6 Persen di Kota Malang
Kebijakan diskon tarif listrik di Kota Malang pada Januari 2025 memberikan andil signifikan terhadap deflasi sebesar 0,6 persen, menurut data BPS Kota Malang, diimbangi penurunan harga sejumlah komoditas pangan namun diiringi kenaikan harga beberapa komo
![Diskon Tarif Listrik Picu Deflasi 0,6 Persen di Kota Malang](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220206.106-diskon-tarif-listrik-picu-deflasi-06-persen-di-kota-malang-1.jpg)
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang baru-baru ini mengumumkan bahwa kebijakan diskon tarif listrik berkontribusi terhadap deflasi 0,6 persen di kota tersebut pada Januari 2025. Diskon sebesar 29,32 persen ini memberikan andil 1,14 persen terhadap penurunan angka inflasi. Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjarifudin, menjelaskan hal ini dalam keterangannya di Kota Malang.
Menurut Sjarifudin, tanpa adanya diskon tarif listrik, Kota Malang justru akan mengalami inflasi pada bulan Januari. Diskon tarif listrik, yang termasuk dalam kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, menjadi faktor penting dalam menekan laju inflasi.
Selain penurunan harga listrik, beberapa komoditas pangan lainnya juga mengalami penurunan harga. Bawang merah turun 9,63 persen, tomat 20,56 persen, telur ayam ras 1,3 persen, kacang panjang 9,54 persen, timun 29,54 persen, buncis 15,99 persen, salak 8,47 persen, selada 13,86 persen, dan alpukat 2,27 persen. Penurunan harga komoditas ini turut membantu menekan angka inflasi.
Namun, tidak semua komoditas mengalami penurunan harga. Beberapa komoditas justru mengalami kenaikan harga, seperti cabai rawit (77,16 persen), cabai merah (49,95 persen), bahan bakar rumah tangga (4,04 persen), dan emas perhiasan (2,09 persen). Kenaikan harga bensin (0,52 persen), minyak goreng (2,59 persen), dan wortel (33,64 persen) juga tercatat.
Sjarifudin menjelaskan bahwa kenaikan harga pada beberapa komoditas pangan disebabkan oleh faktor cuaca yang mengakibatkan minimnya ketersediaan di pasar. Sementara itu, kenaikan harga BBM yang terjadi pada 1 Januari 2025 juga memberikan andil terhadap inflasi, termasuk pada bahan bakar rumah tangga.
Secara tahunan, inflasi di Kota Malang tercatat sebesar 0,98 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Jawa Timur (1,06 persen), tetapi masih di atas angka inflasi nasional (0,76 persen). Perbedaan ini menunjukkan kompleksitas faktor yang mempengaruhi laju inflasi di masing-masing daerah.
Kesimpulannya, meskipun beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, kebijakan diskon tarif listrik di Kota Malang terbukti efektif dalam menekan angka inflasi pada Januari 2025. Faktor cuaca dan kenaikan harga BBM juga perlu diperhatikan sebagai faktor yang mempengaruhi laju inflasi secara keseluruhan.