DIY Nol Kasus PMK Jelang Idul Adha, DPKP Gandeng Dokter Hewan Perkuat Pengawasan
DPKP DIY memastikan tidak ada kasus baru PMK menjelang Idul Adha dan menggandeng dokter hewan untuk pengawasan intensif di titik rawan.

Menjelang perayaan Idul Adha 2025, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan kabar baik. DPKP memastikan tidak ada temuan kasus baru penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di wilayahnya. Kepala DPKP DIY, Syam Arjayanti, menyatakan bahwa DIY sudah beberapa minggu terakhir ini nol kasus PMK. Saat ini, hanya tersisa 46 ekor hewan ternak yang masih dalam masa penyembuhan yang tersebar di tiga kabupaten.
Syam Arjayanti menjelaskan bahwa 46 ekor hewan ternak yang masih dalam proses pemulihan tersebut tersebar di Kabupaten Bantul (5 ekor), Kulon Progo (3 ekor), dan Sleman (38 ekor). Proses kesembuhan hewan-hewan ini sangat bergantung pada tingkat keparahan penyakit serta kondisi fisik masing-masing ternak. DPKP DIY terus berupaya memantau dan memberikan penanganan yang diperlukan agar hewan-hewan tersebut dapat segera pulih sepenuhnya.
Pengawasan kesehatan hewan kurban, menurut Syam, telah dilakukan secara intensif sejak pekan lalu. Fokus pengawasan berada di berbagai titik rawan seperti pasar hewan, tempat penampungan, rumah potong hewan (RPH), serta lokasi pemotongan kurban di luar RPH. Langkah ini diambil untuk memastikan hewan kurban yang beredar dan dipotong benar-benar sehat dan aman dikonsumsi.
Pengawasan Intensif di Titik Rawan dan Perbatasan Wilayah
Selain pengawasan di titik-titik rawan, petugas juga disiagakan di pos lalu lintas ternak di perbatasan wilayah. Langkah ini bertujuan untuk memantau distribusi hewan dari luar daerah. Syam Arjayanti menegaskan bahwa penempatan petugas di pos-pos lalu lintas ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian yang masih berlaku. Tujuannya adalah untuk mencegah masuknya hewan ternak yang berpotensi membawa penyakit PMK ke wilayah DIY.
DPKP DIY juga menggandeng perguruan tinggi dan asosiasi dokter hewan untuk memperkuat pencegahan penyebaran PMK. Kolaborasi ini bertujuan untuk memantau kesehatan hewan secara menyeluruh. Petugas lapangan dilibatkan dalam pemeriksaan fisik ternak dan identifikasi gejala klinis yang mencurigakan terhadap penyakit hewan menular strategis (PHMS) seperti PMK maupun zoonosis lainnya. Syam Arjayanti menekankan pentingnya mitigasi terhadap berbagai kasus penyakit hewan menular, tidak hanya PMK.
Syam Arjayanti menambahkan, "Selain PMK kan kita juga mitigasi juga ya terkait tentang beberapa kasus, misalnya kasus PHMS, atau zoonosis yang lain di wilayah lain. Ini juga harus kita waspadai juga, jadi tidak hanya PMK." Hal ini menunjukkan komitmen DPKP DIY dalam menjaga kesehatan hewan ternak secara komprehensif.
Vaksinasi PMK Terus Digenjot, Realisasi Capai 52.113 Dosis
Vaksinasi PMK terus dilakukan secara bertahap dengan sasaran utama hewan ternak di area penjualan, penampungan, dan pemotongan. Prioritas vaksinasi diberikan pada wilayah dalam radius tiga kilometer dari titik-titik risiko. Vaksinasi menjadi syarat mutlak bagi ternak kurban maksimal enam bulan sebelum pemotongan. Tujuannya adalah untuk memastikan hewan kurban memiliki kekebalan terhadap PMK.
Realisasi vaksinasi PMK di DIY hingga saat ini telah mencapai 52.113 dosis. Syam Arjayanti menyatakan bahwa pihaknya terus menggenjot vaksinasi, terutama di wilayah Gunung Kidul. Meskipun Gunung Kidul saat ini nol kasus PMK, kewaspadaan tetap harus tinggi. Vaksinasi ini menjadi langkah preventif untuk mencegah potensi penyebaran PMK di wilayah tersebut.
Selain meningkatkan pengawasan dan vaksinasi, DPKP DIY juga menetapkan prosedur teknis pelaksanaan kurban yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Gubernur DIY. Panduan tersebut memuat standar kebersihan, perlakuan hewan, serta tata cara pemotongan yang sesuai prinsip kesehatan masyarakat veteriner. Syam Arjayanti berharap seluruh pihak mengikuti panduan ini demi menjaga DIY tetap bebas dari PMK.
Syam Arjayanti menyampaikan, "Kita sudah susah payah mengadakan vaksinasi, tapi kalau itu kita lengah, takutnya nanti akan kasusnya merebak kembali." Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak untuk tetap waspada dan mengikuti protokol yang telah ditetapkan.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, DPKP DIY optimis dapat menjaga wilayahnya tetap bebas dari PMK menjelang perayaan Idul Adha. Sinergi antara pemerintah daerah, petugas puskeswan, dan masyarakat diharapkan dapat terus terjaga demi kesehatan hewan ternak dan keamanan pangan di DIY.