Dugong Mati Terdampar di Teluk Kupang, NTT: Investigasi Terhambat
Seekor dugong ditemukan mati terdampar di perairan Teluk Kupang, NTT, kondisi bangkainya yang membusuk menghambat penyelidikan penyebab kematian.
Kupang, 8 Februari 2024 - Sebuah penemuan menyedihkan terjadi di perairan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Seekor dugong (Dugong dugon) ditemukan mati terdampar di Pantai Panmuti, Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Kejadian ini menyoroti ancaman terhadap satwa laut dilindungi di wilayah tersebut.
Kronologi Penemuan dan Kondisi Bangkai
Berawal dari laporan warga, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT tiba di lokasi. Namun, karena kondisi pasang dan gelombang besar, bangkai dugong tersebut sempat terbawa arus ke Pantai Oebelo Kecil. Kepala BBKSDA NTT, Arief Mahmud, menjelaskan bahwa saat ditemukan, dugong tersebut sudah dalam kondisi membusuk parah. Kulitnya terkelupas, berwarna kemerahan, dan terdapat pembusukan signifikan di area anus. Sebagian organ dalam, termasuk usus, bahkan telah terburai.
Berdasarkan tingkat pembusukan, diperkirakan dugong tersebut telah mati selama empat hingga lima hari sebelum ditemukan. Cuaca buruk di Teluk Kupang diduga menjadi faktor penyebab dugong tersebut terbawa arus hingga ke lokasi penemuan.
Kendala Investigasi dan Langkah Selanjutnya
Rencana nekropsi dan pengujian laboratorium untuk mengetahui penyebab kematian dugong terpaksa dibatalkan karena kondisi bangkai yang sudah sangat membusuk. Kondisi ini jelas menghambat upaya investigasi lebih lanjut. Setelah diidentifikasi, dugong sepanjang kurang lebih dua meter tersebut kemudian dikuburkan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Proses evakuasi dan penguburan melibatkan masyarakat Desa Tanah Merah dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Dalek Esa, binaan BBKSDA NTT. Kerja sama masyarakat setempat sangat penting dalam upaya konservasi satwa laut di wilayah tersebut.
Ancaman Terhadap Dugong dan Upaya Konservasi
Kejadian ini menyoroti pentingnya upaya konservasi dugong dan perlindungan habitatnya. Dugong merupakan spesies yang rentan dan dilindungi. Kematian dugong ini menjadi pengingat akan ancaman yang dihadapi oleh spesies ini, mulai dari kerusakan habitat hingga aktivitas manusia yang mengancam kelangsungan hidupnya. Investigasi lebih lanjut, meskipun terhambat, tetap diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang berkontribusi pada kematian dugong ini dan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Langkah-langkah konservasi yang lebih efektif perlu diimplementasikan untuk melindungi dugong dan habitatnya. Peningkatan pengawasan, edukasi masyarakat, dan penegakan hukum terkait perlindungan satwa laut sangat penting. Kerja sama antara pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat sangat krusial untuk memastikan kelestarian dugong di perairan Indonesia.
Kesimpulan
Kematian dugong di Teluk Kupang merupakan kehilangan yang signifikan bagi ekosistem laut setempat. Meskipun investigasi penyebab kematian terhambat, kejadian ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan upaya konservasi dugong di Indonesia. Perlindungan habitat dan penegakan hukum yang tegas sangat penting untuk mencegah kejadian serupa dan memastikan kelangsungan hidup spesies yang dilindungi ini.